Setelah mendapatkan informasi Mami ada di rumah sakit mana, aku segera bergegas ke sana dan menanyakan nama asli Mami. Sesampainya di ruangan rawat inap, Mami sedang terbaring sendirian. Mataku berpendar ke sekitar, ke mana Pak Anton pergi, kenapa Mami dibiarkan sendiri.
"Dinda, kamu di sini?" tanya Mami.
"Ya Mami, apa kabar?" tanyaku balik lalu duduk disamping Mami.
"Orang lagi sakit, kamu malah nanya kabar," sahut Mami.
"Iya maaf Mami sayang," jawabku seraya tersenyum tipis. "Pak Anton ke mana? Kenapa Mami sendirian?" tanyaku.
"Dia lagi ke kantin, jadi Mami ditinggal deh."
Wajah Mami terlihat pucat, di sisi kiri tangannya terlihat selang infus dan darah. Entah sedang transfusi atau cuci darah, aku tidak begitu mengerti. Mami nampak lemas, hingga aku tidak tega untuk mengajaknya ngobrol.
"Oh lagi ke kantin, maaf Mami, Dinda nggak tahu Mami sakit. Jadinya baru datang ke sini," ucapku.