Tidak membuang waktu, Mario Simora mengeluarkan ponsel dari sakunya, membuka aplikasi hijau, dan mengirim BC kepada teman-teman panitia lainnya. Bahwa mereka ditunggu ketua di basecamp. SEGERA!!
***
Lima menit! Hanya dalam waktu lima menit setelah BC diterima oleh para anggota panitia MOS, mereka telah berkumpul di basecamp.
Alghifari Fauzi memang terkenal disiplin soal waktu. Untuk itulah ia terpilih menjadi ketua panitia MOS. Selalu bisa diandalkan.
Semua teman-temannya yang menjadi panitia MOS, memperhatikan dengan seksama pembagian tugas pada hari ke dua, agar tidak ada yang melakukan kesalahan. Setiap panitia yang ditunjuk untuk masing-masing kelompok siswa, bertanggung jawab atas kelompoknya, seperti absensi siswa, pengumpulan tugas, dan lainnya.
Alghifari Fauzi pun membahas untuk tugas di hari ketiga, apa saja yang harus dibawa, termasuk pakaian ganti.
Penjelasan dan stimulasi untuk kegiatan MOS pada hari ini selama lima menit.
Hampir lima belas menit briefing yang diberikan Alghifari Fauzi. Setelah itu semua membubarkan diri, menuju kelas masing-masing siswa, sesuai pembagian kelas. Lagi-lagi, Alghifari Fauzi, memilih kelas Zahra McKenzie untuk dirinya sendiri.
Alghifari Fauzi dan Mario Simora berjalan dalam diam menuju kelas 1B. Mereka melihat pengawal Zahra McKenzie berjaga di luar kelas, melipat tangan di depan dada, dengan sikap waspada. Memandang lekat ke arah Alghifari Fauzi, seolah ingin menunjukkan eksistensinya sebagai pengawal pribadi Zahra McKenzie, bahwa ia mengawasi gerak-gerik pemuda satu itu, yang kemarin terlihat mengintimidasi nona mudanya.
Dan sikap Alghifari Fauzi, hanya cuek. Mengabaikan tatapan David Long. Seolah hal itu tidak mengganggunya sama sekali. Dan memang begitu pada kenyataannya. Alghifari Fauzi tidak takut sama sekali. Selama ia tidak melakukan kesalahan, tidak ada hal yang membuatnya takut.
Suasana kelas 1B saat itu sedikit riuh, dan langsung senyap begitu Alghifari Fauzi dan Mario Simora masuk kelas. Meminta para siswa baru menyiapkan tugas yang kemarin diminta untuk dibawa.
Zahra McKenzie tanpa sengaja bersitatap dengan Alghifari Fauzi. Mata perempuan itu terlihat bersahabat. Mengukir senyum di wajahnya. Memperlihatkan dua lesung pipit di kedua pipinya yang putih bersih. Alghifari Fauzi hanya diam dan tidak membalas senyuman itu, bahkan ia mengalihkan pandangannya, dan memperhatikan siswa baru yang lain, yang tengah menyiapkan tugas yang kemarin ditugaskan untuk dibawa ke atas meja. Di antaranya, telor air laut cap RT RW, air desa, sayur kamu banget, permen romantis, buah putri salju, nasi suci, Spongebob goreng, dan snack pembohong.
Semua siswa membawa tugas sesuai list yang diminta, termasuk Zahra McKenzie. Kelas 1B, tidak ada satu siswa pun yang mendapat hukuman karena salah membawa list yang diminta. Semua tugas dibawa, dikumpulkan di meja yang telah disiapkan panitia sesuai jenisnya.
Alghifari Fauzi merasa sedikit kecewa. Ia sangat berharap Zahra McKenzie salah membawa list tugas yang diminta. Tentu saja, jika hal itu terjadi, kesempatan Alghifari Fauzi memberinya hukuman. Ia sudah menyiapkan beberapa pilihan hukuman, khusus untuk Zahra McKenzie. Akan tetapi, sungguh disayangkan, Zahra McKenzie cukup cerdas dalam mengartikan tugas yang harus ia bawa pada hari ini.
Tepat pukul delapan lewat lima belas menit, para siswa baru diminta berkumpul di lapangan. Tiap kelas dibagi dua kelompok, A dan B. Setiap kelompok akan diadu dalam sebuah permainan menjadi patung.
Aturan mainnya adalah. Dari masing-masing kelompok, dipilih 1 orang siswa untuk berjaga secara bergantian di bawah ring basket. Satu siswa ini akan menjaga gawangnya. Dengan menyebut kata 'jalan' atau 'berhenti'. Anggota kelompok lainnya yang tidak berjaga, akan menjadi pion. Beradu dengan kelompok lainnya.
Penjaga gawang, berjaga dengan membelakangi pion, dan menyebut kata 'jalan' berulang-ulang–dibantu toa, saat itu para pion harus berjalan, hingga tiba penjaga gawang membalikan badan menghadap pion dan menyebut kata 'berhenti'. Jika ada pion yang kedapatan masih berjalan, maka pion tersebut dianggap gugur, dan harus keluar dari kelompoknya. Permainan terus berjalan hingga pion-pion dari kelompok A dan B mencapai garis finish yang telah ditentukan oleh panitia. Kemudian mereka bergantian jaga, dengan pion-pion yang tersisa. Jumlah akhir pion yang masih bertahan di tiap kelompok, merekalah yang menang. Dan akan melawan kelompok pemenang dari kelas lain, dan masuk babak penyisihan.
Kelompok yang lolos babak penyisihan akan diadu dengan kelompok yang lolos di kelas lain, dan masuk semi final, dan terakhir kelompok antar kelas yang menang akan masuk babak final, untuk menentukan juara satu, dua, dan tiga.
Permainan dimulai antara kelompok A, berjaga lebih dahulu, kemudian bergantian dengan kelompok B yang berjaga.
Semua pion yang dianggao gugur atau lolos, ditentukan oleh panitia yang mengawasi jalannya permainan. Semua panitia yang bertugas mengawasi harus jeli, jujur, dan adil, untuk menghindari kerusuhan antar siswa.
Permainan dimulai dengan kekompakan antar kelompok. Begitu seru dan ramai oleh sorak sorai para pendukung yang menonton sambil menunggu giliran. Para pion berusaha menjaga konsentrasi, agar tidak gugur. Pion-pion yang gugur menyemangati kelompoknya tetap terus bertahan hingga babak final. Hadiah menarik dari panitia telah menanti bagi para juaranya.
Zahra McKenzie masuk ke dalam kelompok B. Dan kelompoknya berhasil lolos masuk babak penyisihan, dengan Zahra McKenzie masih bertahan di dalam kelompoknya sebagai pion. Anak perempuan yang menjadi pusat perhatian Alghifari Fauzi, begitu menikmati permainan, terlihat enerjik dan bersemangat membawa kemenangan bagi kelompoknya.
Kemenangan demi kemenangan di raih kelompok B dari kelas 1B, dan Zahra McKenzie masih tetap bertahan sebagai pion. Hingga akhirnya kelompoknya membawanya masuk babak final, dengan anggota yang masih bertahan sebanyak lima orang, termasuk Zahra McKenzie.
Tiga kelompok dengan jumlah anggota yang sama diadu, yaitu dari kelompok B kelas 1B, kelompok A kelas 1C, dan kelompok B kelas 1F. Mereka semua menjadi pion, mengikuti instruksi dari penjaga gawang. Penjaga gawang sendiri, di babak final ini, posisinya diisi oleh ketua panitia MOS. Siapa lagi kalau bukan Alghifari Fauzi, sekaligus Ketua OSIS yang terkenal begitu displin.
Alghifari Fauzi berjaga dengan sungguh-sungguh dalam permainan ini. Sekejap saja, suasana yang awalnya ramai dengan sorak-sorai penyemangat dari para penonton, menjadi hening. Suasana tegang mencekam tercipta, seolah-olah ketiga kelompok yang masih bertahan dengan lima anggotanya itu tengah terjun ke dalam medan pertempuran. Menentukan hidup dan mati para anggotanya.
Para penonton ikut menghitung mundur, kala penjaga gawang mulai menghitung mundur. Panitia yang bertugas mengawasi di beberapa titik jalur permainan pun bersiap-siap.
Lima
Empat
Tiga
Dua
Satu
Dan, pluit ditiup oleh Alghifari Fauzi, tanda permainan menjadi patung dimulai.
Alghifari Fauzi meneriaki kata 'jalan' berulang kali, dan tiba-tiba berbalik badan meneriaki kata 'berhenti'.
Pada kesempatan pertama, para pion masih bertahan dengan anggotanya. Belum ada yang gugur.
Alghifari Fauzi kemudian berbalik badan kembali sambil meneriaki kata 'jalan' beberapa kali, dan tiba-tiba berteriak 'berhenti'. Satu anggota, gugur dari kelompok A kelas 1C.
Pada kesempatan kesekian, gugur dua orang dari kelompok A kelas 1C, dan kelompok B kelas 1F. Permainan masih dilanjutkan, hingga mencapai garis finish.
Hingga di kesempatan terakhir, sebelum mencapai garis finish, gugur satu orang lagi dari kelompok A kelas 1C. Kemenangan telak diraih kelompok B dari kelas 1B sebagai juara pertama. Kemudian kelompok B dari kelas 1F sabagai juara ke dua. Kelompok A dari kelas 1C sebagai juara ke tiga.
Hadiah lomba langsung diberikan oleh ketua panitia. Alghifari Fauzi mengucapkan selamat kepada kelompok Zahra McKenzie dengan senyum tulus. Senyum yang jarang Alghifari Fauzi umbar. Dan senyuman itu berbalas dengan senyum kemenangan dari Zahra McKenzie.
"Kau memang perempuan tangguh!" puji Alghifari Fauzi saat menyerahkan hadiahnya kepada Zahra McKenzie.
"Terima kasih, Kak. Kakak juga penjaga gawang yang tangguh." Balas Zahra McKenzie. Senyum kembali terukir di wajahnya dengan lesung pipitnya, menambah manis parasnya.
Di akhir acara, para siswa kembali ke kelas, dan menikmati makanan yang telah disiapkan oleh panitia, dari tugas-tugas yang telah dikumpulkan tadi pagi. Tentu saja, hidangan tersebut disajikan dalam keadaan hangat.
***
Keterangan:
Telor air laut cap RT RW = telor asin dicap RT dan RW
Air desa = air putih biasa/air minum
Sayur kamu banget = sayur lodeh
Permen romantis = permen kiss (dibungkusnya ada macam-macam tulisan yang romantis)
Buah putri salju = apel
Nasi suci = nasi putih
Spongebob goreng = tempe goreng
Snack pembohong = Lays