"Ini si Mahen ternyata dia yang menemukan Rindy," ujar Arnold dengan nada kecewa.
"Bagus, dong?" ujar Peto. Pekerjaannya jadi lebih ringan untuk melanjutkan harinya. Biar rejeki ada yang mengatur.
"Kan, gagal lagi jadi detektif," keluh Arnold. Peto terkekeh sambil membelokkan setir untuk putar balik.
"Yang tenang, lo itu udah ada jalannya dalam karir, dalam rejeki jadi lo nggak perlu takut akan gagal," ujar Peto.
Jalan berputar balik, gerimis kecil mengiringi mobil mereka. Roda berputar semakin jauh dari danau Santofe. Mereka ingin kembali ke kota karena sudah tidak ada lagi yang mereka cari di danau.
"Kok bisa ada sama si Mahen?" tanya Arnold lagi.
"Ntar tanyain, lo sabar dulu, ntar bakalan ketemu kok," Peto menenangkan Arnold, sahabatnya itu gampang panik dan pesimis dalam menjalani hidup apalagi pekerjaan sebagai detektif.
"Tahu gitu gue nggak terima orderan itu. Kita dapat kompensasi nggak sih?"
"Dapat uang transport aja sih," ujar Peto.
