"Aku tumbuh dewasa sebagai bayangan yang kamu lihat, Dita. Aku seram, tidak berwajah sampai ibu membawa tubuh seseorang untuk aku gunakan," ungkap Frans jujur.
"Kalau aja kamu jujur sejak awal, Frans."
Dita menundukkan kepala, dia ingin menangis tapi air matanya sudah habis. Tak disangka hilangnya Tian jadi serumit ini. Dia tak hanya berurusan dengan dunia nyata.
"Aku menunggu waktu yang tepat, Dita."
"Nggak ada waktu yang tepat selain sekarang, akan jadi salah kalau menunda sesuatu," ujar Dita.
"Kali ini aku akan jujur karena kejujuran itu segalanya. Aku belajar banyak dari Dita," ujar Frans.
"Frans, lantas bagaimana dengan kak Felly? Dia kangen banget sama Valdo," ujar Dita.
"Aku nggak tahu lagi, dia pasti sedih saat tubuh itu musnah. Ratu Oseanna, aku tidak mengerti dirinya. Apa yang dia mau sebenarnya?"
Wooosshh!!!
Buaya putih raksasa tiba-tiba keluar dari danau, kepalanya menghadap depan. Dita kaget bercampur takut, dia refleks memeluk Frans.