Felly sedang sendiri di kamarnya, ia merancang sebuah paket wisata untuk ia promosikan nantinya sebagai langkah awal karir mandirinya. Ia tahu dirinya masih hancur akibat cinta yang hilang tapi waktu terus berjalan. Tidak mungkin ia hanya duduk manis menjadi anak kesayangan orang tuanya.
Meja kerjanya berhadapan langsung dengan kaca jendela. Kamar yang terletak di lantai dua itu memiliki balkon
"Buaya..."
Satu kata itu terucap dari mulut Valdo. Felly tercekat sosok Valdo seperti bayangan pudar tepat di jendela kamarnya. Valdo berbaju putih, wajah dan badannya persis sama seperti terakhir kali Felly bertemu.
Tanpa sapaan, tanpa salam rindu, Valdo hanya menampakkan diri selama dua detik saja di depan Felly.
"Valdo! Valdo!" panggil Felly. Suaranya tenggelam karena suara dari speaker tempat ibadah. Terlambat, Valdo sudah hilang tanpa berpamitan. Rasa rindu belasan tahun hanya dibalas dua detik.
