"Iya Ren," sahut Yudha.
"Nanti kalau mau pulang aku ngomong bentar ya," pinta Naren. Yudha menganggu, ia lanjut mengobrol dengan bapak dan ibu Naren Mereka senang melihat Yudha datang dengan penampilan menarik mobil yang bagus juga dengan percaya diri sampai Ustaz yang tadinya mau melamar naren jadi undur diri dan minder dengan semua yang dia miliki untuk dipersembahkan pada Naren.
Memang hak Naren untuk memilih meski di usianya yang masih delapan belas. Ia juga sudah tahu mana yang baik dan benar untuk dirinya. Namun harus sadar kalau dirinya masih terlalu muda untuk memulai mahligai rumah tangga meski di kalangan teman-temannya banyak yang sudah berkeluarga di usia sama seperti Naren.
Yudha minta izin pada bapak Naren untuk mengajak anaknya ke pantai Mandailing sekedar untuk melepas lelah dan mencari suasana baru yang tidak dapat ya temukan di kota terlebih kota Amarilis sekarang sedang kacau bukan karena musuh dari dalam tapi juga musuh dari luar.