Sekian tahun Oseanna memendam semuanya. Tentang cinta tak berkesudahan. Tentang apa sebenarnya cinta meski tak bersentuhan. Kini setelah hati begitu mantap, ia ingin membagi semuanya. Biasanya setelah aku menuliskan segala apa yang menjadi ganjalan dalam hati, aku mampu untuk lebih ikhlas melepas semuanya. Semua masa lalu itu begitu melemahkanku bahkan tak mampu sekedar menuliskan namanya. Seluruh jariku seakan lemah tak bersyaraf, langit-langit mulutku terasa pahit, apalagi mata, rasanya tak bisa menahan cucuran air mata. Bayangkan, hanya menulis nama. Bagaimana kalau bercerita?
Waktu terus berlalu. Oseanna dan Raga berjalan di kehidupan masing-masing hingga ia berhasil menyingkirkan bayang Raga. Namun tiba-tiba saja masa lalu itu kembali lagi. Semua yang sudah Oseanna lupakan mendadak menghantui, ia sudah melangkah maju, sangat jauh tapi tiba-tiba saja aku ingin menciptakan mesin waktu lalu memperbaiki semuanya, melenyapkan yang telah ada.