"Mobil Tian," ucap Dita lirih. Tian yang nyaris tidak pernah membawa mobil kalau tidak terpaksa. Dita pernah sekali naik mobil itu bersama Tian selebihnya mereka selalu naik sepeda motor berdua termasuk saat terakhir kali mereka ke danau Santofe, saat terakhir Tian bertemu dengannya dalam keadaan hidup.
"Willy udah dateng," ujar Arnold.
Arnold dan Dita bergegas turun menembus hujan. Begitu sampai, Arnold segera menyapa Willy yang ditemani Peto di ruang tamu.
"Willy, apa kabar?" sapa Dita.
"Kak Dita," sapa Willy dengan hormat. Di keluarga Tian, Willy satu – satunya yang tidak pernah menyalahkan Dita atas hilangnya Tian.
"Apa kabar?" tanya Dita basa basi. Agak kaku memang karena Dita selalu to the point jika ingin mengungkapkan sesuatu.
"Penasaran, Kak. Ada yang aneh sama kak Tian, aku yakin dia masih hidup di suatu tempat," ucap Willy yakin.
Mereka duduk melingkar, Peto undur diri karena perutnya masih begah dan tidak nyaman. Tinggallah mereka bertiga mengobrol cukup serius.
