Alena dan Devin pun sampai di Apartemen Alena, Devin masih masih saja mengikuti Alena masuk ke dalam Apartemen padahal Alena tidak menyuruhnya untuk mampir. Ya dasarnya Devin saja, Devin langsung duduk di sofa sedangkan Alena meletakkan tasnya di meja.
"Bapak mau minum apa?" tanya Alena
"Terserah, satu lagi jangan panggil aku pak kalau sudah di luar kantor panggil aku Devin," ucap Devin memperingati Alena.
"Baiklah pak ... eh Devin kalau begitu aku ambilin minuman," ucap Alena lalu berjalan ke arah dapur. Alena kembali keruang tamu dengan membawa nampan yang berisi dua gelas jus jeruk dan camilan ringan.
"Ini di minum, maaf Cuma ada ini," ucap Alena sambil mendudukan bokongnya di sofa.
"Nggak masalah ini lebih baik dari pada nggak di kasih sama sekali," ucap Devin lalu langsun meminum jus jeruk itu sampai habis.
"Bapak kehausan," ucap Alena yang masih menatap gelas kosong yang di habiskan oleh Devin dalam sekejap.
"Menurutmu, dan tolong biasakan panggil saya Devin bukan pak kalau di luar kantor," tegas Devin sambil meletakan gelasnya ke meja.
"Maaf, Dev ... Devin masih berapa lama lagi di sini," ucap Alena dengan gugup.
"Memangnya kenapa? Terserah saya dong mau di sini berapa lama kamu nggak keberatankan," ucap Devin dengan santainya sambil membuka jasnya dan melonggarkan dasinya.
"Nggak apa-apa, saya Cuma tanya saja. Kalau gitu saya tinggal ke dalam kamar saya mau mandi terlebih dahulu dan ganti baju," ucap Alena. Alena pun meninggalkan Devin sendirian di sofa. Devin tersenyum melihat kelakuan Alena yang begitu sangat menggemaskan.
"Alena tunggu saja kamu akan segera menjadi milikku," ucap dalam hati Devan. Devan tiba-tiba merasa ngantuk dia pun memutuskan untuk tidur di sofa.
Alena yang sudah berada di dalam kamar dia sangat kesal dengan kelakuan Devin dengan seenaknya dia ikut masuk ke Apartemennya dan sekarang dia masih di sini. Alena sangat merasa frustasi dengan keberadaan Devin di sini apalagi mereka berdua juga pernah melakukan hubungan intim di kamar Alena.
Alena jadi uring-uringan di dalam kamarnya padahal tadi niatnya ingin mandi agar badanya kembali segar kembali kareba seharian lelah bekerja. Alena pun memutuskan untuk segera mandi, Alena masuk ke dalam kamar mandi lalu menghidupkan shower air dingin membasahi tubuh Alena yang berada dibawahnya. Guyuran air yang dingin membuat badan Alena yang tadinya lengket karena keringat kini menjadi segar kembali.
Alena yang sudah selesai mandi, ia mengenakan dress yang panjangnya sampai lutut dan setelah itu ia mengeringkan rambutnya di meja rias. Tak butuh waktu lama Alena sudah selesai, dia pun keluar kamar dan menuju ke dapur untuk mengambil minum.
Alena berjalan menuju ke kamarnya, akan tetapi ia berhenti melihat ke arah sofa. Alena melihat Devin yang sedang tertidur di sofa, Alena sampai melupakan keberadaan Devin yang masih di sini. Alena pun nendekati Devin dan membangunkan Devin.
Devin terbangun dan dia melihat Alena yang begitu sangat cantik dan baunya sangat harum sabun mandi yang Alena gunakan. Devin pun terduduk dia masih menyadarkan diri.
"Al ini sudah jam berapa?"tanya Devin dengan suara seraknya khas bangun tidur.
"Sudah jam 07.00 malam, mau pulang jam berapa?" tanya balik Alena
"Kok kamu dari tadi tanya begitu sama saya, kamu ngusir saya," ucap Devin menatap tajam Alena.
"Aduh Ale kok loe malah tanya begitu sih," ucap dalam hati Alena. "Kenapa malah bengong di tanya," ucap Devin
"Ah emm nggak bukan maksudnya bukan gitu, kalau Devin masih lama aku mau masak makam malam buat kita," ucap Alena
"Hemm nggak usah bentar lagi aku pulang, o ya boleh aku pinjam toiletnya bentar," ucap Devin
"Boleh,"ucap Alena. Devin pun berjalan ke arah kamar Alena.
Tak berapa lama Devin kembali dan duduk kembali di sofa. Devin kembali berdiri dan duduk di samping Alena. Alena kaget menoleh ke samping.
"Ngapain duduk di sini, di situkan tempatnya lebar," ucap Alena dengan ketus.
"Memangnya kenapa? Bukankah juga sudah pernah berbagi ranjang dan bukan itu saja kita juga sudah pernah melakukannya. Gimana kamu mau mengulanginya," ucap Devin dengan senyum devilnya sambil menaik turunkan alisnya.
"Stop jangan bahas itu lagi, lebih baik kamu segera balik dari Apartemenku," ucap Alena
"Sayang jangan marah-marah dong nanti cepet tua lho," ucap Devin sambil menyilangkan kedua tangannya.
"Apa ... tadi kamu panggil aku sayang. Denger ya Devin Abraham aku bukan pacarmu," tegas Alena
"Tapi sebentar lagi kamu akan menjadi milikku," bisik Devin tepat di telinga Alena lalu Devin menarik Alena dan memeluknya erat. "Apa kamu tidak ingin kita mengulangi seperti waktu itu," ucap Devin.
"Devin lepasin nggak," ucap Alena sambil mencoba melepaskan tangan Devin di perutnya, namun itu hanya sia-sia saja karena pelukan Devin begitu kuat. Devin mengangkat tubuh Alena dan mendudukkan Alena di pangkuannya dan memutarnya agar saling berhadapan.
Alena sangat kaget dengan perlakuan Devin yang tiba-tiba, Alena mencoba memberontak tapi itu hanya sia-sia saja.
"Sayang diamlah jangan banyak bergerak atau aku bakal kehilangan kendali," ucap Devin sambil mengusap-usap wajah Alena.
Devin pun mendekatkan wajahnya sehingga jarak mereka berdua tak sampai lima centi meter, Devin menvium bibir Alena dengan lembut, tak lama kemudian Devin menyudahinya.
"Gimana?" tanya Devin sambil tersenyum nakal dan menaik turunkan alisnya. Alena yang masih gugup dengan perlakuan Devin yang selalu tiba-tiba seenaknya sendiri. "Ap ... apa?" tanya balik Alena.
"Ciumanya," bisik Devin tepat ditelinga Alena dan membuat seketika Alena menegang sekaligus mebuat geleyar aneh itu kembali.
"Dasar mesum," ucap Alena yang langsung melepaskan diri dari Devin dan langsung berdiri. Alena mendudukkan dirinya di sofa satunya yang tak jauh dari Devin.
"Lebih baik kamu pulang sekarang,"ucap Alena lagi yang dari tadi tidak nyaman dengan keberadaan Devin dan sekaligus ia berbuat seenaknya kepada Alena.
"Baiklah, aku juga akan balik karena masih ada urusan. O ya kamu baik-baik aku tinggal dan satu lagi jangan pernah masukkan laki-laki kedalam Apartemen,"peringat Devin. Devin langsung berdiri berjalan menuju pintu keluar meninggalkan Alena.
"Ciihh siapa dia berani mengatur-ngatur aku dasar cowok aneh, cowok mesum yang suka berbuat sesukanya dan sialnya dia adalah bos di tempat gue kerja," umpat Alena.
Sepanjang perjalanan Devin tersenyum senang ia sangat senang dengan hari ini ternyata perempuan yang menghabiskan satu malam dengan dia adalah karyawan di perusahaan. Devin pun dengan mudah mengikat Alena dan tak perlu takut akan Alena pergi jauh.
Devin pun sampai di club malam, malam ini ia janjian dengan Kevin dan Alvin untuk minum sebentar sambil ngobrol-ngobrol tentang kerjasama mereka.
Devin berjalan ke arah di mana temannya Kevin dan Alvin sudah duduk di pojokkan dan sialnya juga kenapa mereka selalu saja mau di temani wanita jalang yang selalu meraba-rabs tubuh mereka dan mereka terlihat sangat biasa saja padahal Kevin dan Alvin sudah punya kekasih. Jangan bilang kekasih mereka tidak tahu, tentu saja tidak tahu kalaupun tahu mereka bisa habis dimarahin dan di putusin.
Devin juga tidak ambil pusing dengan kelakuan kedua teman brengseknya ini. Devin pun juga sudah tahu dengan apa yang sudah dilakukan kedua temannya ini kepadanya tapi diam saja karena dengan begitu Devin bisa dekat dengan Alena. Entah kenapa saat dia dekat dengan Alena ada perasaan yang berbeda beda bila dia bertemu dengan wanita lain. Devin juga sangat tertantang untuk lebih jauh mendekati Alena karena dengan keras kepalanya Alena yang menolaknya.
Devin pun duduk di depan Kevin dan Alvin yang masih asik dengan wanita jalang, Devin sangat jijik melihat mereka yang menyerahkan tubuhnya kesemua lelaki. Devin masih memperhatikan kedua temannya itu dengan jengah.
"Apa kalian akan seperti itu terus,"ucap Devin dengan muka muaknya dan sangat tidak suka dengan adanya wanita jalang yang selalu meraba-raba tubuh kedua temannya itu.
"Devin ternyata kau sudah datang," ucap Kevin. Kevin pun menyuruh wanita itu pergi begitu juga dengan Alvin.
"Sampai kapan kalian akan begitu terus dengan wanita jalang padahal kalian sudah punya kekasih," ucap Devin dengan tangannya ditaruh di dada.
"Sampai kita tobat Dev, walaupun kita sudah punya kekasih yang bisa memuaskan kita kapan saja tapi kita juga masih suka dengan wanita jalang asal dengan pengaman pasti aman," ucap Alvin dengan entengnya.
"Emang brengsek kalian berdua, padahal kalian tidak kembar tapi kenapa kalian berdua sama kelakuannya," ucap Devin
"Hahahaha Dev .. Dev kaya kamu baru tahu sekali dua kali bukannya kamu udah tahu kelakuan kami berkali-berkali," ucap Kevin dengan sambil tertawa. Ya walaupun bicara kasar sepeti tadi kedua temannya itu tak akan marah karena memang benar apa yang di katakan Devin.
Kevin pun memesankan minuman untuk Devin, mereka bertiga asik berbicara tentang bisnis sesekali di iringi dengan lelucon ya memang bertiga suka begitu. Mereka juga saling memvantu bila salah satu mereka mengalami kesulitan.
Devin menghabiskan beberapa botol minuman begitu dengan kedua temannya itu mereka sudah mabuk dan Devin yang paling banyak minum sudah tak sadarkan diri. Sehingga membuat Alvin harus menghubungi Evan untuk menjemput Devin.
Tak butuh waktu lama Evan datang dan segera membawa Devin dari tempat terkutuk ini. Evan membawa Devin pulang ke rumah, sampai di kediaman Abraham Evan pun langsung turun dari mobil dan membuka pintu belakang membantu Devin turun dan memapahnya untuk masuk ke dalam.
Tak butuh waktu lama pintu pun terbuka yang di bukakan oleh seorang pelayan. Evan membawa Devin ke kamarnya yang berada di lantai dua. Emang itu sudah menjadi tugas Evan saat mengetahui jikan Devin bertemu di club malam dengan Kevin dan Alvin pasti mereka akan meminum alkohol sangat banyak hingga membuat Devin sampai tak sadarkan diri.
Saat tiba di ruang tamu tiba-tiba mama Devin baru saja keluar dari dapur.
"Evan itu kenapa Devin," ucap Stevani dengan panik
"Nyonya ... ini tuan tadi habis dari club malam bertemu dengan Kevin dan Alvin dan mereka banyak minum sehingga tuan sampai begini," ucap Evan menjelaskan semuanya.
"Dasar Devin ... ya sudah Evan kamu bawa Devin ke kamarnya biar istirahat," ucap Stevani
"Baik nyonya," ucap Evan. Evan pun meninggalkan Stevani membawa Devin ke kamarnya. Evan pun sampai di kamar Devin dan langsung mentidurkan Devin tak lupa Evan juga melepaskan sepatu milik Devin. Setelqh itu menyelimuti Devin, Evan pun keluar kamar milik Devin.