Seperti biasa pagi ini Alena bersiap untuk pergi ke kantor, saat ia mau mengambil tasnya yang berada di dalam kamar tiba-tiba bunyi bel Apartemen milik Alena berbunyi Alena pun segera membukakan pintu. Betapa sangat terkejutnya Alena melihat Devin yang datang ke Apartemennya sepagi ini.
"Pagi sayang, aku nggak suruh masuk dulu ini," ucap Devin yang dengan Pd nya bilang seperti dan tanpa persetujuan Alena, Devin langsung masuk kedalam Apartemen Alena ia mendudukan bokongnya di sofa.
"Buat apa kamu sepagi ini datang ke Apartemenku," ucap Alena dengan muka kesalnya.
"Ya tentu saja menjemput kamu saya, tapi ini masih pagi bagaimana kalau kita melakukan sesuatu terlebih dahulu," ucap Sevin dengan senyuman jahilnya.
"Maksud kamu apa?" tanya Alena
"Masa kamu nggak tahu sayang kita kan pernah melakukannya," ucap Devin dengan jawabannya yang begitu sangat blak-blakan.
"Devin lebih baik kamu diam, dan lebih baik aku mau berangkat kerja sekarang jadi kamu bisa keluar daru Apartemen aku," ucap Alena dan berlalu pergi ke kamarnya untuk mengambil tasnya. Tak lama kemudian Alena datang dengan membawa tasnya seperti biasanya.
"Sayang tunggu aku kesini kan untuk jemput kamu, jadi ayo kita berangkat bareng," ucap Devin
"Cukup Devin aku bukan pacar kamu jadi jangan panggil aku sayang mengerti," ucap Alena dan berjalan ke arah pintu keluar dan di ikuti Devin di belakangnya. Ya pagi ini Devin dan Alena berangkat bareng dengan menggunakan mobil Devin.
Sepanjang perjalanan Alenan hanya diam saja dan menatap keluar jendela ia melihat jalan yang sudah mulai banyak mobil yang berlalu lalang serta orang-orang yang berjalan kaki. Devin yang merasa di diamkan saja oleh Alena merasa geram sendiri kenapa wanita di sampingnya ini sangat cuek dan menyebalkan, tapi kalau di lihat-lihat dia cantik dan mengemaskan.
Tak butuh waktu lama untuk sampai di perusahaan Devin, mereka berdua keluar dari mobil untung saja belum banyak karyawan yang datang jadi tidak ada yang melihat Alena turun dari mobil Devin. Kalau ada yang lihat bisa jadi bahan gosipan dan tak akan pernah hilang dalam waktu tertuntu Alena tidak mau itu terjadi.
Alena langsung mqsjk ke dalam ruangannya akan tetapi Devin tetap mengikutinya di belakang, entahlah apa maunya bos ini yang suka berbuat semaunya sendiri. Alena jengah melihat Devin yang bolak balik jalan di depannya dan ngapain juga Devin di sini bukan ke ruangannya.
"Bapak bisa diam tidak dari tadi saya lihat bapak kesana kemari bikin pusing saya lihat bapak begitu. Sebaiknya bapak ke ruangan bapak," ucap Alena dengan sangat ketus, Alena tidak mau melihat Devin lama-lama di ruangannya.
"Saya tidak mau ke ruangan saya, saya maunya di sini lihatin kamu yang sedang duduk dan bekerja kamu terlihat sangat cantik kalau lagi serius," ucap Devin dengan senyuman mautnya yang biasa di lihat wanita di luaran sana, tapi Alena tak tergoda dengan senyuman Devin itu malah Alena sangat muak dan ingin rasanya menendang bosnya ini keluar angkasa.
"Bapak kan juga harus kerja bukan lihatin saya nanti kalau ada karyawan lain yang tahu bapak ada di sini pasti mereka akan berkata yang tidak-tidak tentang saya jadi saya tidak mau itu terjadi," ucap Alena yang fokus kembali dengan pekerjaannya.
"Kamu tenang aja saya jamin tidak akan pernah ada yang menghina kamu ataupun omongin kamu di belakang kamu, satu lagi kamu akan segera menjadi milikku," ucap Devin sambil mendudukkan bokongnya di kursi depan Alena.
"Bapak sangat percaya diri sekali,"ucap Alena menatap dingin Devin
"Ya, karena aku yakin kamu bakal mengandung darah dagingku dan aku akan menikahimu, oke kalau begitu saya pergi dulu keruangan saya," ucap Devin lalu ia berdiri berjalan ke arah pintu keluar.
"Cihh seenaknya sendiri, amit-amit dah jangan sampai gue suka sama bos mesum apa lagi kalau sampai benar gue ngandung anaknya jangan sampai gue nggak mau," teriak Alena sambil menggacak -acak rambutnya.
Tokkk tokkk tokkk
"Masuk," ucap Alena
"Alena ini ada berkas yang perlu kamu tanda tangani, dan yang satu ini laporan mingguan keuangan perusahaan yang bulanan sudah aku kasihkan ke kamu kan," ucap Aneta
"Iya sudah Neta saya, Ta ntar kita makan siang bareng ya," ucap Alena
"Iya boleh emangnya kamu mau makan di mana?" tanya Aneta
"Gimana kalau kita makanan seafood di restoran dekat kantor nah katanya di situ menu barunya seafood kamu nggak ada alergi seafoodkan," ucap Alena
"Tenang gue mah nggak ada alergi makanan, tapi nanti kamu yang traktir aku ya," ucap Anete
"Siap deh, ya sudah kamu bisa balik keruangan kamu aku masih ada kerjaan numpuk," ucap Alena yang kembali fokus ke laptopnya.
"Oke gue pergi ya," ucap Aneta yang langsung berjalan menuju pintu keluar.
Di ruangan Devin masih santai saja duduk di sofanya iya memejamkan matanya, entah kenapa hari ini rasanya ia sangat malas untuk bekerja untung saja hari ini tak ada jadwal meeting atau bertemu dengan klien jadi ia agak bisa bersantai.
Evan masuk kedalam ruangan Devin ia membawa berkas yang harus di tanda tangani oleh Devin dan Evan juga akan menyampaikan bahwa ia baru saja mendapat telepon dari mamanya Devin agar Devin segera pulang.
"Siang tuan ini ada berkas yang harus anda tanda tangani dan setelah nanti tuan tidak ada pekerjaan lagi tuan di suruh pulang oleh nyonya besar," ucap Evan
"Mama suruh saya pulang memangnya ada apa?" tanya Devin
"Saya sendiri juga tidak tahu tuan karena nyonya besar juga tidak memberi tahu saya," ucap Evan
"Hemmm," gumam Devin lalu Devin menggambil berkas yang di bawa oleh Evan dan menandatanganinya. Setelah selesai Evan berpamit untuk keluar ruangan, Devin pun langsung keluar ruangan dan menuju ruangan Alena ia akan meberi tahu kepada Alena bahwa ia akan pulang terlebih dahulu, padahal Devin bisa mengirim pesan lewat hp tapi dia malah jauh-jauh pergi keruangan Alena.
Memang dasarnya Devin lagi bucin dengan Alena padahal sudah jelas-jelas Alena menolaknya mentah-mentah, ya namanya Devin ia tak akan menyerah begitu saja karena keinginannya belum tercapai.
Devin langsung masuk begitu saja ke dalam ruangan Alena tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.
"Sayang kamu masih sibuk?" tanya Devin berjalan kearah meja Alena
"Bapak bisa nggak kalau masuk ruangan orang itu ketok pintu terlebih dahulu," ucap Alena menatap mata Devin dengan tajam.
"Ini kan perusahaan saya jadi suka-suka saya dong, o ya hari ini aku pulang duluan karena tadi mama aku menelepon suruh pulang jadi kamu jangan macam-macam apa lagi dekat dengan laki-laki," ucap Devin memperingati Alena.
"Lah bapak ini bukan siapa-siapa saya kenapa bapak ngatur-ngatur saya," ucap Alena ketus
"Pokoknya saya nggak dengar ocehan kamu kalau kamu sampai ketahuan dekat-dekat dengan laki-laki akan aku pastikan hidup kamu nggak tenang. Aku pergi dulu ya ingat ya Alena," ucap Devin meninggalkan ruangan Alena.
"Dasar Devin gila, seenaknya saja dia ngatur-ngatur gue," dumel Alena, lalu Alena pun melanjutkan pekerjaanya. Sampai tak terasa jam makan siangpun sudah tiba Alena dan Aneta makan siang di restoran dekan kantor mereka memesan makanan seafood yang katany menu terbaru restoran ini jadi Alena tidak perlu pergi jauh-jauh lagian dia juga tidak membawa mobil karena tadi pagi dia berangkat bareng bos gilanya itu.