Saya tahu bahwa kamu adalah sosok paling terluka dalam hubungan palsu ini.
***
Dua hari sudah Zain berada di Trenggalek. Tanpa berkabar dengan Kirana, karena keduanya masih perang dingin sampai detik ini.
Minggu pagi yang cerah, Zain bersama dengan Cantika telah berjanji sejak kemarin untuk bertemu di alun-alun kota. Duduk di sebuah bangku yang dicat warna-warni. Zain menikmati cerahnya mentari pagi dan liar angin yang membuat embun dari dedaunan berjatuhan.
Zain dengan khas pakaian santainya tengah menikmati sepoi angin yang menerpa wajahnya. Begitu pula dengan Cantika yang masih setia memainkan ponselnya karena ada beberapa hal penting yang harus ia urus untuk sementara waktu.
Sampai selang beberapa waktu setelahnya, mereka sudah mulai kembali pada kenyataan yang agung.
"Maaf, kemarin telah membuat kekacauan di rumahmu," ujar Zain dengan bersungguh-sungguh.
Cantika beberapa kali mengangguk paham.
"Tidak apa, saya tahu bagaimana perasaanmu," jawabnya berlapang dada.