Evan dan Angga sudah duduk di sofa ruang tunggu yang lokasinya berada tak jauh dari kamar tempat Jhonatan di rawat.
"Papa menanyakan Lia. Dia ingin sekali bertemu dengannya." Evan membuka obrolannya dengan sang sahabat. "Dia ingin meminta maaf," sambungnya lagi."
"Hmmm ... wajar, Van. Orang yang sedang sakit, rasa bersalahnya muncul lebih besar daripada biasanya. Jadi, rasanya pengin ketemu sama orang-orang yang pernah mereka curangi," tanggap Angga, sesuai dengan pemikirannya.
"Mungkin memang begitu, Ngga. Tapi aku bilang kalo nggak bisa menjanjikan itu. Kamu pasti tahu, Lia masih sibuk kuliah. Lebih-lebih, sebentar lagi dia mau Ujian Semester plus persiapan KKN. Aku tidak ingin mengganggunya."
"Menurutku, tidak ada salahnya kalau kamu menanyakan lebih dahulu kepada Lia. Setidaknya, kamu sudah mengupayakan keinginan dari Papamu itu, Van." Angga memberikan saran kepada Evan agar sejenak mau mempertimbangkan keinginan sang Papa.