Bram Brawijaya mengecek semua data di atas meja kerja. Investasi dan perdagangan antar dua negara dikuasai dirinya sejak lama sebagai perwakilan pemerintahan.
Pemalsuan informasi pengiriman barang-barang di pelabuhan kerap terjadi. Banyak perusahaan fiktif meminta sejumlah pesanan tapi tidak dibayar atau dirampas pihak lain.
Begitu banyak masalah terjadi belakangan ini.
Sampai ia membaca berkas terbaru tertulis dua nama yang pernah terdengar olehnya Anatolio dan Herlambang tercantum di sana.
Gawai dinyalakan, Bram Brawijaya mulai menekan nomor panggilan seseorang di Milan, berkaitan dengan keluarga mereka.
"Ya Om Bram?"
"Aku rasa menemukan suatu kejanggalan dalam berkas yang ku terima hari ini, dua nama yang kau sebut kemarin melakukan bisnis investasi dan perdagangan."
"Herlambang dan Anatolio-?"