Monica termenung saja sepanjang hari, menutup diri di kamar.
"Kau kenapa, sayang? Mengapa sepulang dari Paris, wajahmu terus muram?" Ibunya penasaran apa yang terjadi dengan putrinya.
Gadis cantik itu menggeleng. "Aku tidak ingin menjadi seorang model lagi!"
Mamma Bella terperangah. "Bukannya kau sendiri menginginkan berkarir itu?"
"Tidak lagi, Mamma! Aku tidak ingin menjadi apa-apa!" tukas Monica kesal.
Rambut putrinya diusap lembut. Hanya tinggal Monica Laurent penyejuk hatinya. Ia tak ingin gadis itu pergi dari kediaman Grandpa Carmione.
Takut kehilangan seperti putranya, Armando.
"Apa ada seseorang yang menyakiti hatimu?" tanya Mamma Bella lagi ingin tahu.
Putrinya belum tahu dunia luar yang kejam. Terkurung dalam aturan keras Papa Fransesco yang tak ingin putrinya menjadi liar.
Monica berbohong. Menggelengkan kepala.
Tapi hatinya sakit terasa karena Marc Maretta. Seandainya dulu tak terjerat rayuan, tak mau ia melepaskan semuanya.