Jessie memutuskan berangkat ke sekolah pagi ini setelah semalaman berkutat dengan dirinya sendiri. ia tidak ingin bertemu gavi, tapi ia juga tak mau banyak membolos.
ketika jessie turun dari bus sekolahnya ia sudah mendapati gavi berdiri tepat di depan gerbang sekolahnya.
"woi! sini!" panggil gavi
jessie pun pura pura tak mendengarkan walau sempat bertatap mata dengan gavi
"LENA ARORA JESSIENDA! KESINI SEBELUM GUE YANG NYAMPERIN LO!" teriak Gavi
Jessie menghentikan langkahnya ketika mendengar gavi dengan lantang menyebutkan namanya. entah darimana gavi mengetahui nama lengkap nya, begitulah yang ada di benak jessie saat ini.
"mau ngapain lo kesini pagi pagi hah!"
jessie berlari kecil menghampiri ezra yang sudag menarik kerah seragam gavi. jessie menarik narik tangan ezra dan menyuruh ezra untuk pergi.
"lo liat kan cewek lo ajh ngusir lo!" ucap gavi mengejek
"gavi udah! ayok bahas disana! jangan ribut di depan sekolah" jessie menarik lengan gavi menjauh
"jangan pergi sama dia jess" ezra menahan tangan jessie
karena jessie masih marah pada ezra, dengan tegas jessie menyingkirkan tangan ezra. ia kemudian berjalan menjauh dari gerbang sekolahnya.
"oke gua jadi babu lo seminggu, tapi setelah itu jangan buat onar kayak tadi!" ucap jessie
"sebulann.. siapa blng seminggu"
"sebulan itu persetujuan lo sama ezra, gue kan gk tau tentang taruhan kalian!"
"gue bakal tetap rusuh kalo perjanjiannya gk berjalan seperti yang seharusnya!"
jessie menghela nafas kesal "oke, sebulan!"
"tugas lo tiap pagi bawain gue sarapan, bawain tas gue ke kelas, jam makan siang harus layanin gue, dan nemenin gue ekskul, dan keperluan lain yang mendesak lo harus siap sedia"
"sebanyakkk itu!!!!!"
"kalo di antara semua hal yang gue ucapin tadi ada satu yang gak lo turutin berarti perbabuan ini di perpanjang sebulan"
"oke dari semua yang lo sebutin gue bakal lakuin tapi untuk sarapab, plis gue ajh gk pernah sarapan di rumah, duit jajan gue cuma dikit mana bisa buatin lo sarapan tiap hari selama sebulan" keluh jessie
gavi mengeluarkan kartu debit nya dan menyerahkannya pada jessie.
"simpen nomor lo, biar gue bisa ngirim pin atm gue" ujar gavi memberikan ponselnya pada jessie
"lo sebegitu percayanya sama gue, lo gak takut duit lo gue bawa lari?"
"setiap transaksi lo bakal masuk ke email gue bodoh! coba ajh lo lari, ujung ujungnya gue bakal nemuin lo!"
jessie hanya mencibir gavi.
"kali ini pertanyaan gue serius gavi. lo gak malu nyuruh cewek jelek kayak gue nyamperin lo tiap makan siang?"
"Orang jelek itu adalah orang yang selalu merendahkan dirinya sendiri kayak ELO!"
gavi melemparkan tasnya pada jessie
"nih bawain tas gue!"
jessie pun dengan berat hati memvawa tas gavi, mengikuti langkah gavi masuk ke sekolah. jujur saja jessie sangat benci jadi pusat perhatian. ia saat ini sedang di tatap oleh murid murid di sekolah gavi.
"kelas lo masi jauh! gue malu di liatin"
"kalo malu sini jalan di sebelah gue tolol! keliatan banget lo babu gue klo jalan di belakang"
"di belakang atau samping gue emang babu lo bego!"
"ya udah serah lo dah!"
brukkk
jessie menubruk punggung gavi dengan keras
"ngapain ngerem mendadak si!"
"kelas gue disini! makanya kalo jalan tuh pake mata! sengaja banget kan lo mau nempel nempel di gue!"
"jalan pake kaki lah bego banget si! lagian ni ya ngapain gue mau nempel sama orang kayak lo. udah galak, dingin, gak ada belas kasihnya lagi"
"bacot! sini tas gue" ucap gavi mengambil kasar tasnya
"yeuu dasar garpu !"
"balik lo sana! ngapain masih disini? mau pindah sekolah?"
jessie mendengus kesal kemudian pergi
"ingat gue makan siang jam 12!" teriak gavi
jessie berjalan cepat tanpa menghiraukan teriakan gavi. ia takut gerbang sekolahnya tutup sebelum ia sampai.
*
"lo ngapain ikut sama gavi!" omel ezra pada jessie yang baru saja duduk
"bisa gak sih gak usah pake urat ngomongnya"
ezra mengambil duduk di samping jessie memaksa siti untuk berpindah tempat duduk.
"kenapa lo nurutin kemauan gavi? kan udah gue bilang bareng gue terus jes biar dia gak gangguin lo"
"sampe kapan gue mau ngintilin lo terus? lagian kan lo yang buat taruhan ini. gue cuma gak mau di hantui sama taruhan lo berdua."
"itu cuma taruhan dan lo gak wajib nepatin itu semua jess, gue bisa lindungin lo dari gavi. dia cuman mau mempermainkan elo doang!"
"sama kayak lo kan zra, cuma mau mainin gue doang. dengan jadiin gue taruhan itu tandanya gue emang cuma mainan kalian!"
"bukan gitu maksud gue jess,,,"
"lo bisa gak sih sehari ajh zra gk bersikap nyebelin. gue pengen banget hidup tenang sampe gue dapet ijazah"
ezra hanya diam dan tak menghiraukan jessie. tapi ia juga enggan pindah tempat duduk, meskipun jessie mengusirnya.
*
jessie berlari kecil menghampiri gavi. ia menunggu gavi di depan kelas. yang ia liat gavi masih belajar di dalam sana.
jessie hanya memainkan ujung septunya sembari menunggu kelas gavi selesai. tak lama menunggu akhirnya jam istirahat tiba. gavi keluar menatap dingin jessie.
"gue mau makan mcd" ucap gavi
jessie hanya melongo mendengar permintaan gavi. " kenapa gak makan yang ada di kantin lo sih!"
"gue tuan nya, jangan ngelawan. pin atm nya udah gue kirim ke lo"
jessie mendengus kesal. memang mcd tak jauh dari sekolah mereka tapi apa salahnya ia mengirim pesan lebih awal agar jessie langsung membelikannya, tapi jessie malah jadi bolak balik sekarang.
sesampainya di mcd jessie terdiam
"dia mau makan apa anjir!"
jessie berusaha menelpon gavi namun sepertinya pria itu sengaja tak mengangkat telponnya.
"gavi sialan!"
jessie tak mau ambil pusing, ia memesan sepaket ayam dan nasi beserta soda kemudian segera mengantarkannya pada gavi, karena ia takut jam istirahatnya sudah habis.
" nih makan siang lo"
"gue gak mau makan nasi, gue mau burger sama kentang goreng"
jessie memutar malas bola matanya
"kenapa lo gak angkat telpon gue! lo pasti sengajakan mau ngerjain gue?"
"daripada ngomel mending cepetan beliin pesenan gue sebelum jam istirahat lo selesai"
"garpu sialan !"
jessie pun berlari kencang ke mcd untuk mendapatkan pesana gavi. setelah nya ia kembali lagi memberikan makan siang gavi.
"hhh, hhh udah kan! gue balik" ucap jessie dengan ngos ngosan"
"siapa bilang lo boleh balik? gue gak suka makan sendirian"
"maksud lo gue ikut makan?"
" gk! lo duduk disini tungguin gue makan!"
jessie hanya bisa mengumpat dalam hati, melihat gavi yang dengan sengaja makan dengan lahap di hadapannya. ia benar-benar lapar karena belum makan dari semalam. tapi dengan teganya pria d hadapannya tak menawarinya makanan sedikit pun. jessie hanya menelan ludah berkali-kali
"kenapa lo gak beli buat diri lo?"
"beli apa maksud lo?"
"beli makan lah bego!"
"gue udah kenyang-" perut jessie berbunyi bersamaan dengan ucapannya
"dasar cewek! "
"apa? kenapa emangnya cewek?"
"ya kayak lo, blm makan tapi bilang udah kenyang. aneh"
"ck, udah jangan banyak bacot cepat abisin makanan elu"
"lo gak ada uang kan buat beli?"
"sok tau banget anda!"
"kalo lo laper atau ada kebutuhan lain pake atm gue" ucap gavi
"ogah! lo kira gue gadun lo apa!"
"terserah elo sih, lagian jg gue nyuruh lo jadi babu gak cuma nyuruh doang kok, anggep ajh itu bayaran lo jadi babu"
"gue gk butuh duit lo tuan muda yang terhormat!"
"ya udah balik sana, ini jangan lupa buang di tempat sampah" ucap gavi kemudian berlalu begitu saja
"sumpah ya dari semua yang ada di muka bumi ini, lo yang paling pengen gue cekek ampe mampus gavi!" omel jessie