Chereads / Nadir / Chapter 6 - Enam

Chapter 6 - Enam

jessie duduk termenung memangku gitar usangnya yang sudah lama tak ia sentuh. lama sekali, terakhir ketika persidangan perceraian kedua orang tuanya. biasanya ia akan bermain gitar bersama ayahnya ketika ibunya sibuk bekerja, tapi semenjak orang tuanya bercerai, bahkan untuk menatap gitar itu saja sebenarnya jessie tak sanggup.

tapi malam ini jessie merasa kesepian. bahkan bayangan tentang ayahnya dan kalimat yang ayahnya ucapkan terus terngiang di telinganya.

jessie berharap ada keajaiban yang dapat terjadi di hidupnya. misalnya kedua orang tuanya bersatu kembali.

jessie terkekeh memikirkan hal bodoh yang sangat tidak mungkin terjadi itu. jemarinya memetik perlahan senar gitar tua itu. bunyinya memang lebih nyaring dari biasanya atau jessie yang begitu sensitif saat ini.

ponsel jessie berdering, ia melirik layar ponselnya menampakan nama Ezra di sana. dengan malas jessie mengangkatnya.

"ada apa?"

"tolong nyanyikan satu lagu buat gue" ucap ezra

jessie mengerutkan keningnya, menatap keluar jendela mencari keberadaan ezra

"gal usah nyari gue kayak lo nyari maling. terusin mainnya"

"lo dimana zra?"

"di luar pager rumah lo. cepetan jess gue kesini mau ngedengerin lo nyanyi"

"apasih zra berisik tau, gue gk bisa nyanyi"

"bohong, kata siti lo sering tuh nyanyi nyanyi sendiri di auditorium"

'dasar siti ember' batin jessie

"gue gk bakal pulang sebelum denger lo nyanyi"

"bodo amat zra! gue gk peduli!"

"kalo lo gak nyanyi, gue lompat pager ya jess"

"EZRAA APAAN SIH!"

"Ya makanya cepet jess"

jessie menghela nafas dan menuruti oermintaan ezra. ia menyanyikan lagu Keajaiban milik Ghea.

"puas kan lo, pulang sana" usir jessie

"makasih jess. besok gue jemput" ucap ezra kemudian menutup telponnya

*

jessie tak menyangka ezra serius dengan omongannya semalam, baru pukul 6 pagi ia sudah melihat ezra bertengger di atas vesmetnya.

"cepetan jess hari ini upacara 17 an" ucap ezra

"ngapain sih zra! masih jam 6 bego!"

"upacara jam 7 jess"

jessie menepuk keningnya. ia benar benar lupa kalau hari ini 17 agustus, dan sekolah mereka melaksanakan upacara.

dengan cepat jessie bersiap, lalu menghampiri ezra.

"hihhh jess, lo mandi gimana sih sabun ampe masih di telinga gini" omel ezra sembari membersihkan sisa sabun di telinga jessie

"ih udah gak usah sok so sweet gitu zra, cepetan nanti telat" ucap jessie segera naik ke motor.

ezra tersenyum tipis, karena senang jessie sudah tak marah padanya.

*

setelah upacara mereka di persilahkan untuk pulang ke rumah. semua murid mungkin senang kembali ke rumah untuk melanjutkan tidur. tapi tidak dengan jessie.

gavi sudah duduk bersandar di kap mobilnya yang terparkir di depan sekolah jessie.

"lo di perpanjang sebulan!" omel gavi"

"hah-"

"siapa suruh gak ngasih sarapan ke gue? kalo gue pingsan pas upacara gara gara belom makan, semua karna lo!"

mungkin kening jessie sudah memerah krna beberapa kali dalam hari ini ia terus menepuk keningnya.

"ini masih pagi, masih sempet gue buatin lo sarapan. jadi jangan main perpanjang perpanjang ajh!"

"jam sarapan gue jam 7!"

"telat dikit doang gavv!!!! demi apa si lo gak bakal mati telat sarapan sejam!"

"kalo lo gak mau di perpanjang tebus kesalahan lo!"

"iya ya udah apa yang harus gue lakuin buat nebus kesalahan gue" ucap jessie pasrah

"cuci mobil gue. tapi sebelum itu buatin gue sarapan"

"jess gak usah dengerin dia" ezra menarik tangan jessie

"udah zra gpp. mending lo pulang istirahat" ucap jessie

"heh gue butuh sarapan bukan liatin lo berdua pacaran!" omel gavi

jessie berusaha meyakinkan ezra bahwa ia akan baik saja bersama gavi. setelah ezra menyerah jessie menyusul gavi yang sudah menunggunya di dalam mobil.

"udah main drama nya?"

"apasih lo gak jelas!" maki jessie

"kalo lo gak suka ezra jauhin, bukan malah manfaatin ketenaran ezra"

"maksud lo?" kini jessie menatap tajam gavi "kalo lo gak tau apa apa stop ngomong yang nggak nggak garpu!"

"gue bicara realistis" ucap gavi singkat

jessie meremas tangannya untuk menahan emosi agar tak meremas bibir tajam gavi yang sangat menyebalkan.

"turun kita udah sampe"

"tanpa lo suruh gue bakal turun!"

"cepet masak, gue udh laper!"

di tengah kekesalan jessie pada gavi, ia malah di buat tercengang dengan mewahnya rumah gavi. pantas saja gavi sangat sombong, karena dia memang anak orang kaya.

"bi ina, babu gavi mau masak disini" ucap gavi pada wanita paruh baya yang membukakan pintu untuk mereka.

"hallo bi, saya jessie"

"oh ini toh non jessie yang sering aden cerita-"

gavi segera mentap tajam bi ina sambil memberi kode untuk tak meneruskan omongannya. bi ina hanya mengangguk mengerti kemudian mengajak jessie ke dapur.

"si garpu suka sarapan apa bi?" tanya jessie

"garpu?"

"maksud saya gavi bi"

"oh si aden mah gak pernah mau sarapan non dari dulu"

jessie mengerutkan keningnya 'sialaj dia nipu gue! katanya biasa sarapan jam 7!'

"kenapa non kok bengong?"

"gk papa bi hhehe. ya udah bi saya masak dulu ya bi"

"mau bibi bantu non?"

jessie menggelengkan kepalanya dan meminta bi ina membiarkannya memasak sendiri.

*

"nih makan lo" ucap jessie meletakkan sepiring nasi goreng di hadapan gavi

"sono cuci mobil gue"

"ck, mobil yang tadi kan?"

"semua mobil yang ada di garasi"

"lo gilaaa ya????"

"mau gue telpon ezra biar dia bantuin lo"

"nyebelin!"

jessie meninggalkan gavi seorang diri di meja makan.

gavi mulai memakan nasi goreng milik jessie, namun suapan pertama gavi langsung terdiam.

"aaaaarrrghhh bi inaaaaaa" teriak gavi

"ada apa den??" tanya bi ina panik

"pedessss biiii" ucap gavi

bi ina langsung mengambilkan segelas air untuk gavi.

"sialan!" maki gavi dalam hati

gavi segera menghampiri jessie yang sedang mencuci mobil.

"woi! lo mau ngebunuh gue ya!"

"apasih? orang lagi cuci mobil juga"

"masakan lo itu hampir ngebunuh gue. lo taukan gue gak bisa makan pedes!"

"mana gue tau, kalo lo gak ngasih tau bego!"

"guna lo jd babu ya cari tau!"

jessie kesal akhirnya mengarahkan selang air pada gavi

"nih gue minta maaf, udah gak pedes lagi kan!" ucap jessie sambil terus mengarahkan air pada gavi

"berhenti! lo cari mati ya!" gavi dengan cepat merebut selang dari tangan jessie dan membalas menyiram jessie

"biar luntur dosa dosa lo!" ucap gavi sembari terkekeh

"garpuuu stopp,,,,,,"

"ampun gak lo"

"iya iya ampunnn, gue minta maaf" ucap jessie

gavi pun berhenti menyiramkan air pada jessie, namun ternyata gavi tertipu jessie merebut kmebali selang dan menyiramkan air pada gavi.

di sisi lain bi ina dan pak barto memperhatikan gavi dan jessie yang saat ini sedang tertawa satu sama lain.

"setelah sekian lama, akhirnya bisa liat den gavi ketawa lagi ya to" ucap bi ina

"bener bude. biasanya den gavi murung tapi gara gara non itu dia jadi bisa ketawa lagi" balas pak barto

"eh to, matiin selangnya. nanti mereka sakit kalo main basah basahan terus"

pak barto yang merupakan tukang kebun di rumah gavi pun menuruti perkataan bi ina.

"gue basah kuyup gara gara lo!" omel jessie

"lo yang mulai duluan!"

"den gavi, non jessie lebih baik masuk dan ganti baju dulu nanti sakit" ucap bi ina

"suruh jessie pulang bi" titah gavi sebelum beranjak pergi

"sialan!" maki jessie

"non jessie masuk dulu keringin badan yah"

"gk usah bi, saya pulang ajh bi" pamit jessie

jessie meraih tasnya yang ia taruh di dekat mobil gavi. sepanjang jalan jessie hanya mencaci maki gavi. meskipun tadi ia sempat terpesona karena pertama kali dalam hidupnya ia melihat gavi tertawa lepas seperti tadi, namun tiba tiba kembali menjadi brengsek dalam sekejap.

"jess"

"ezra-"

"lo di apain sama gavi! kenapa pulang basah basahan !" ucap ezra geram

"lo ngikutin gue ke runah gavi zra?"

"gue tanya lo di apain sama gavi!"

"gak di apa apain zra. udah ah mending lo anterin gue balik"

"gak! gue harus kasih pelajaran buat si brengsek itu!"

"ezraaaa! pulang! lo mau gue sakit gara gara kedinginan?"

ezra hanya menggertakkan giginya kesal. ia melepaskan jaketnya dan memakaikannya pada jessie.