Chereads / Kisahku di Dunia Lain / Chapter 2 - Benar-benar Isekai...

Chapter 2 - Benar-benar Isekai...

"Oh wow…"

Mataku belum siap untuk fokus pada sesuatu, tapi aku aku bisa melihat apa yang ada didepanku.

Ada orang-orang yang mengenakan jubah, menatapku dalam takjub, dan sepertinya mereka tidak bisa mengatakan apapun?

"Apa-apaan semua ini?"

Aku berpaling ke arah suara tersebut dan menemukan Ryutarou yang dengan gusar menanyakan pertanyaan itu.

Melihat sekeliling, Minazuki dengan kosong diam. Hal pertama yang dilihat matanya adalah lukisan dinding besar. Lukisan dinding yang membentang sepanjang sepuluh meter, menggambarkan tujuh bola yang saling mengelilingi satu sama lain dengan setiap bola menggambarkan warna berbeda seperti hijau, biru, merah, ungu, kuning, putih dan emas.

Di belakang mereka yang menjadi latar belakang adalah dataran, danau, dan gunung. Dan ada juga sosok tidak berwajah yang terlihat memeluk tujuh bola itu.

Itu memang sebuah karya seni yang sangat indah dan menakjubkan. Tapi entah mengapa, Minazuki merasa kedinginan dan tulang punggungnya bergidik saat dia menatap konsep penggambarannya.

Jika tebakannya benar, Dunia ini mengerikan! Jadi dia dengan cepat dia mengalihkan tatapannya.

Saat memeriksa sekeliling, dia segera menyadari bahwa dia berada di ruangan yang luas.

Seluruh ruangan itu terbuat dari batu putih yang berkilau yang terasa sangat halus saat disentuh... Marmer, mungkin?

Ada juga pilar besar dengan pahatan yang diukir di dalamnya, itu sangat tebal dan naik hingga naik ke langit-langit kubah yang menjulang tinggi.

Lantainya tertutupi pola geometris yang terukir di suatu jenis bahan yang memantulkan cahaya. Juga ada suatu altar yang tampak seperti suatu magis yang ada di sebuah cerita fantasi, dan kami semua berdiri di atas altar.

"Dimana kami sekarang?" Saat aku sedang bertanya-tanya hal yang sama, Shiori mendekat dan menarik sudut bajuku.

Dia ketakutan terutama saat melihat sekelompok orang yang membawa pedang, perisai, tombak, dan juga jubah aneh disana.

"Oh para Pahlawan! Tolong selamatkan dunia kami!"

"Apa?!" xN

"Apa maksudnya itu?"

Hanya Minazuki yang menghela nafas dan beberapa otaku di kelas yang bersemangat mendengar ini. Karena permohonan dari pria berjubah itu terdengar familiar, seperti sesuatu yang pernah dibaca di banyak website internet atau bahkan novel-novel.

"Ada banyak hal rumit dalam situasi ini, tapi untuk memberi jawaban sederhana untuk pertanyaan kalian, kami baru saja menyelesaikan sebuah upacara kuno dan memanggil kalian para Pahlawan dari Dunia Paralel Lain."

– Memanggil? Dunia Lain? Tidak, Dunia Paralel?

Kata ini membuatk minatku tergelitik. Dunia Lain seharusnya mengacu pada Alam Semesta dengan Kosmologi yang berbeda menurut konsep Big Bang, tapi orang ini menyebutnya bebarengan dengan kata Paralel....

Apakah masih ada kaitannya dengan Dunia itu? Atau hanya salah paham informasi mengenai Kosmologi Lain dengan konsep Dunia Paralel di tempat ini?

"Jadi apa yang sebenarnya kau butuhkan? Aku tidak akan banyak omong kosong, katakan yang sejujurnya." tanyaku dengan nada serius, ini benar-benar bukan hal yang baik.

Amano yang mendengarku mengatakan ini sedikit terkejut, tapi melihat sudut mataku yang tajam, dia berhenti bicara dan mengangguk.

– Untungnya dia tidak sebodoh dan senaif itu pada saat kritis seperti ini.

"Sebenarnya, ini ada kaitannya dengan status Dunia kami yang merupakan Dunia terlemah, dan kami ketakutan akan sesuatu yang tidak diketahui di masa depan yang tidak pasti. Para Pahlawan, tolong pinjamkan kekuatan kalian pada kami." kata pria berjubah itu seraya menunduk dalam-dalam pada kami.

Minazuki mendesah dalam, matanya menajam sangat serius. Kemungkinan besar dia sudah memahami apa yang terjadi, tapi skala yang dibawa dari informasi ini terlalu besar sehingga dia merasakan bahwa bulu kuduknya berdiri dan kedua tangannya basah karena keringat dingin!

Dibandingkan dengan dirinya, Amano dengan senyum cerah menepuk dadanya bangga: "Yah, kurasa tidak masalah! Serahkan saja itu pada kami!"

Minazuki langsung menatap Amano dalam hening, dan segera dia menyesal bahwa dia baru saja memuji dirinya. Orang ini pasti rekan setim babi yang sesungguhnya.

– Tsk, sialan bocah bertampang pahlawan! Ini akan menjadi hal yang sangat merepotkan sekarang.

Pada akhirnya aku mengarahkan pandanganku pada si pria berjubah dan berteriak, "Tidakkah kau merasa bersalah karena memanggil orang ke duniamu tanpa seizin mereka?"

"Selain itu," aku menambahkan, "Bahkan jika kami menyelamatkan apa yang kalian sebut Dunia kalian dan membawa perdamaian pada duniamu, kau hanya akan mengirim kami kembali ke rumah, kan? Itu terdengar seperti sebuah pekerjaan melelahkan bagiku."

"Aku penasaran seberapa banyak kau telah mempertimbangkan pendapat kami pada hal ini. Aku penasaran bagaimana nasib kami nantinya? Bergantung pada arus pembicaraannya, ingat baik-baik bahwa kami mungkin saja berakhir menjadi musuh duniamu."

Amano ingin mengatakan sesuatu, tapi Shizuku langsung menendang kakinya dan memelototinya!

Shizuku paham apa yang sedang kulakukan. Gadis seperti ini sangat menyenangkan mata, paling tidak dalam beberapa detik.

....Intinya, Minazuki sudah tahu ini bukan Dunia mereka dan harus menerima hal ini dengan baik, dan saat ini, dia sedang mencoba dan memahami posisi mereka dan menuntut sebuah rumenasi atau bahkan jaminan.

Karena dia masih belum tahu kondisi, sejarah, dan apapun mengenai hal-hal di dunia ini. Bahkan masalah Dunia Paralel tadi....Itu menjadi sangat mengerikan jika tebakannya benar.

– Yah, meskipun orang ini masih blak-blakan, malas, bermulut kotor, dan berperut hitam, tapi dia bisa diandalkan kali ini.

Shizuku yakin itu adalah hal terpenting saat ini.

"Begitu, kami tahu permintaan kami tidak masuk akal. Jadi, kami ingin kalian berbicara dengan sang raja. Beliau akan mendiskusikan kompensasi dengan kalian di ruang tahta."

Salah satu pria berjubah, yang terlihat seperti pemimpin mereka mengatakan itu sambil mendorong sebuah pintu yang kelihatan sangat berat sampai terbuka.

Disana dia menunjuk ke arah yang mana tampaknya merupakan arah yang harus kami tuju.

"Kalau begitu ayo pergi."

Setelah menarik Shiori yang tertegun, aku segera pergi dibawah tatapan kagum beberapa pria berjubah dan ksatria disana. Apakah mereka kagum dengan ketegasanku, atau karena pemikiran fleksibelku?

Teman sekelas yang lain tidak mau ditinggal sendirian, jadi mereka mengikutiku dan Shiori.

Kami berjalan keluar dari ruangan aneh itu dan menuju ke lorong yang dihiasi oleh berbagai macam hal kuno, dan karpetnya lembut.

Bagaimana aku harus menggambarkannya? Udaranya juga terasa segar... dan aku tidak bisa memikirkan kata-kata lain untuk menggambarkannya.

Saat kami melirik keluar jendela, pemandangan disana membuat kami terkesiap!

Awannya sangat tinggi, tinggi sekali di langit sejauh kau bisa memandang. Dibawah kami, sebuah kota membentang dari bangunan tempat kami berada, semua rumah berbaris rapi, sama seperti salah satu kota Eropa yang pernah aku lihat dengan kepala mataku sendiri.

Kami ingin berhenti sejenak untuk menikmatinya, tapi tidak ada waktu. Kami harus bergegas ke ruang tahta.

Dan itu adalah titik awal dari perubahan takdir kami.

------------------------------------

"Ohhh, jadi anak-anak ini adalah Pahlawan kami? Selamat datang, yang terpilih!" kata seorang pria yang kelihatan penting tengah duduk di singgasana.

Dia membungkuk kedepan saat berbicara dan memberikan senyuman ramah pada kami semuanya.

"Namaku Anjestein Delon Greasy Vi-Meleroi XI, dan aku adalah Raja yang memerintah negeri terbesar kedua di Dunia ini. Para Pahlawan, tunjukkan wajah kalian padaku!"

"Nah sekarang, aku akan memulai dengan sebuah penjelasan. Negara ini, tidak, seluruh dunia ini berada di ambang kehancuran."

– Tch, sangat klise. Tapi Raja ini, sifatnya sangat santai kepada kami. Apakah ada rencana tersembunyi?

Shizuku maju dengan hormat dan mengatakan: "Salam hormat kami.....Raja, jadi kau raja disini. Untuk seorang raja, kau sangat sopan...nah, kurasa itu masuk akal, mengingat kau memanggil kami dari dunia lain dengan egois."

"Untuk itu aku harus minta maaf. Tapi tolonglah kami, para pahlawan!" Raja masih tersenyum dari mulut ke mulut, tapi mata yang dia tunjukkan ke arah Shizuku terlihat acuh tak acuh.

Seolah dia tidak menganggap Shizuku sama sekali. Beda sekali ketika dia menatap Amano dan beberapa teman sekelasku, apakah ada sesuatu yang spesial dari tatapan ini?

Kemudian dimulailah sesi penjelasannya. Singkatnya, inilah yang Raja ini katakan—

Pertama, dunia ini bernama Krishna, salah satu dari Tujuh Dunia yang mereka ketahui.

.... Tidak, mungkin lebih tepat bukan Dunia, tapi [Kosmologi], dan total ada tujuh [kosmologi] yang saling mengelilingi satu sama lain dalam jarak yang dekat, dimana Krishna adalah dunia murni untuk manusia serta beberapa setengah manusia.

Kosmologi ini bisa dibilang yang terlemah dibanding dengan keenam kosmologi lainnya. Untuk tngkat kekuatan keseluruhan kosmologi, jika diurut dari yang terkuat akan menjadi:

Kosmologi Divine (Emas), tempat tinggal dari semua makhluk yang dikatakan sebagai Roh Ilahi yang merupakan perwujudan dari bintang-bintang di Alam Semesta.

Kosmologi Eternity (Hijau), tempat tinggal para elf yang menjaga Pohon Dunia. Dikatakan mereka abadi, dan mereka dikatakan sudah ada sejak Alam Semesta mereka terbentuk. Kekuatan mereka tidak diketahui, tapi mereka telah menyatakan bahwa mereka lebih lemah dibanding Roh Ilahi, jadi mereka ada di posisi kedua.

Ketiga adalah Kosmologi Kronus (Ungu), wilayah yang didiami oleh para Raksasa kejam dan menakutkan. Mereka kanibal, dan jumlah mereka adalah yang paling sedikit dari ketujuh ras setelah Ras Naga, namun bakat mereka yang disebut [Devour] membuat mereka menjadi Ras yang Menakutkan!

Kosmologi Avenger (Merah), tempat tinggal dari semua jenis iblis dan keturunannya seperti succubus dan lainnya. Mereka adalah ras terbanyak kedua dari tujuh Kosmologi, dan kekuatan mereka sangat menakutkan tapi mereka tertib karena di perintah oleh Tujuh Raja Iblis.

Kosmologi Cryph (Putih), tempat tinggal dari semua naga yang sangat besar dan kuat. Populasi mereka sedikit, tapi kekuatan individual mereka sebenarnya adalah yang ketiga dari tujuh ras ini, tapi karena yang ditotal adalah kekuatan Kosmologi, mereka masuk ke tempat kelima.

Kosmologi Exodus (Kuning), wilayah yang ditempati oleh para dwarf yang dikatakan memiliki pengetahuan tertinggi diantara semua Kosmologi. Bahkan dikatakan bahwa setiap dwarf telah mengantarkan situasi dimana mereka bisa menjelaskan semua fenomena di Alam Semesta dengan mudah. Tapi mereka tidak tertarik pada perang dan hanya menghargai pengetahuan dan penciptaan, jadi mereka dianggap lemah meskipun pada dasarnya, armada tempur mereka kuat.

Dan terakhir adalah Kosmologi Krishna, Dunia dengan populasi terbanyak, planet-planetnya subur, dan ini adalah tempat paling ideal dimana manusia tinggal....

Intinya, meskipun ketujuh Kosmologi bisa dikatakan bersahabat, tapi masih ada beberapa jejak perang di beberapa tempat ketika dimensi Kosmologi mereka bertrubukan secara konstan.

Tentu saja, untuk Ras Elf dan Roh Ilahi yang selalu netral, hal ini tidak diperhitungkan, dan karena kekuatan mereka yang luar biasa, tidak ada yang berani meletakkan tangannya pada mereka.

Tapi untuk ras yang lain, bahkan ras Dwarf yang dikatakan tidak suka perang juga terkadang menyerang Kosmologi lain, terutama mereka sangat suka menyerang Kosmologi Krishna.

Alasannya sangat sederhana, karena sumber daya di Krishna itu jutaan kali lebih kaya dibanding di Kosmologi lainnya! Dan Kosmologi ini bahkan dikatakan sebagai wilayah yang dicintai Dewa Penciptaan.

Adapun Dewa Penciptaan ini...Entah siapa itu, dan itu tidak penting.

"Lalu, Tuan Raja yang terhormat, pertanyaan terpenting. Apakah kita bisa kembali?" Shizuku bertanya dengan tajam!

Wajah Raja menegang, lalu dia menggelengkan kepalanya sedih: "Sihir pemanggil adalah sesuatu yang sangat langka, dan itu adalah pemanggilan satu pihak. Kita bisa memanggil kalian, tapi kami tidak memiliki kekuatan untuk mengembalikan kalian. Jadi, apakah kalian dapat kembali juga bergantung pada keberuntungan kalian."

"T-tidak mungkin..."

Sensei langsung merosot ke tanah, semua kekuatan terkuras darinya. Bahkan para murid lainnya mulai berteriak-teriak saat kebenaran atas ucapan Raja.

"Kau pasti bercanda? Apakah maksudmu kita tidak bisa kembali !?"

"Kau tidak bisa melakukan ini! Tolong kirim kembali kami!"

"Perang Ras !? Jangan bercanda! Bawa kami kembali sekarang juga!"

"Ini tak mungkin terjadi, ini tak mungkin terjadi, ini tak mungkin terjadi..."

Seluruh kelas menjadi panik. Bahkan aku juga sedikit terguncang oleh perkembangan ini, tapi setelah memikirkan masalah ini, Minazuki juga semakin yakin ini adalah tiket satu jalan. Ini sudah dia tebak sejak dia berada di ruangan tadi ketika dia melihat reaksi pria berjubah tadi, jadi setidaknya dia lebih tenang daripada murid lainnya.

Sebagai rujukan, skenario terburuk yang dia bayangkan adalah mereka dipanggil sebagai budak.

.....Tunggu, bukankah itu sudah terjadi? Mereka adalah budak takdir, kan?

"Yossha!" kata Amano disana: "Kurasa aku paham masalah ini. Jadi kami dipanggil demi menjaga perdamaian ras manusia kan? Kalau begitu...Serahkan pada kami!"

Shizuku: "Amano!"

"Aku setuju. Selama Amano setuju, aku juga akan setuju! Akan kuberikan kekuatan ototku pada kalian semua !!!" Otak naif penuh kapas dan otak otot itu benar-benar tidak bisa diandalkan, bahkan Shizuku merasa dunianya hancur, wajah kalem dan kerennya harus pecah.

Mendengarkan suaranya saja membuatku muak!

Bahkan aku bisa menemukan bahwa gorila berotot itu secara sembunyi-sembunyi berpikir bahwa semua ini benar-benar keren jadi dia setuju.

"Amano-kun, kenapa kau bisa mengatakan hal seperti itu!" teriak Sensei.

"Sensei, ini adalah demi manusia disini, kita juga manusia, jadi kita harus membantu Dunia ini pula !!!"

"Hmmm...." sang raja sedikit bersyukur saat mendengar kalimat Amano, lalu melirik bawahannya. "Terima kasih, pahlawan."

"Tentu saja kami berencana memberi kalian kompensasi demi keegosian kami. Terimalah."

Mendengarkan kalimat itu, mataku dan mata Shizuku saling bertatapan dan seolah satu jaringan wifi terkoneksi, kita mengepalkan tangan dalam keadaan pemahaman yang sama.

Bisa dibilang kalau langkah pertama negosiasi, berhasil!

"Ditambah," lanjut sang raja. "Aku telah membuat pengaturan untuk mendukung kalian secara finansial, dan juga menyediakan apapun yang mungkin kalian butuhkan, sebagai rasa terimakasih untuk upaya kalian atas nama kami."

"Oh ya? Keren. Yah, asalkan kau menjanjikan hal itu pada kami, kurasa kami tidak punya masalah." (Ryutarou)

"Ryutarou-kun, kau diam sebentar!" (Shizuku)

"Raja, aku sangat berterima kasih, yakinlah, aku akan membantumu sepenuh kekuatanku!" (Amano)

"Ahhh! Kalian berdua cukup! Diam dan tutup mulut!" (Shizuku)

"Anuu...Jangan bertengkar. Minazuki, tolong?" (Shiori)

"Kau diam juga Shiori. Keputusan Amano mungkin.....benar....tidak, ini satu-satunya jalan."

"Eh?" Shiori terkejut dengan kesetujuanku, tapi aku meletakkan kedua jari telunjuk dan tengahku di antara kedua alisnya dan dengan mudah berkata: "Kita tidak bisa kembali, jadi kita tidak bisa terus berkumul dengan masalah itu kecuali kita sendiri yang bekerja keras."

"Jadi yang terpenting bagi kami disini adalah uang dan fasilitas. Meskipun harganya mungkin nyawa kami, tapi...Tidak ada jalan lain."

Kemudian aku menyipitkan matanya pada Raja dan menambahkan: "Sebagai tambahan, bisakah aku membaca semua pengetahuan di tempat ini?"

"Tentu saja! Bagaimanapun, kau adalah ahem....[Hero] !!!" Raja setuju dengan jelas, tapi aku kebingungan.

Apa maksudnya tadi? Kenapa dia tersedak saat mengucapkan kata-kata itu?

Tidak, dia sengaja melakukan itu untuk menyulut rasa penasaranku....Hehe! Menarik! Menarik! Akhirnya si Rubah menunjukkan ekornya ???

"Rajaku, apa maksud Anda tadi?" Dibandingkan denganku, Shizuku sepertinya penasaran dengan hal lain.

"Baiklah, para Pahlawan. Silahkan periksa status kalian, dan beri diri kalian sendiri sebuah evaluasi objektif."

"Huh?"

Apa yang dia maksud dengan status?

"Maaf, tapi bagaimana cara kami mengevaluasi diri kami sendiri?" tanya Shiori sopan.

Salah seorang otaku di kelas tiba-tiba mendesah keras, seperti dia tidak mau repot-repot menjelaskan hal itu pada kami, tapi dengan pura-pura dia mengatakan:

"Maksudku, kalian semua belum menyadarinya? Tidakkah kalian menyadarinya disaat kalian tiba disini?"

"Maksudku," dia melanjutkan, "Tidakkah kalian menyadari ikon aneh yang mengambang di bidang pandang kalian?"

"Huh?" xN

Saat dia menyebutkannya...semua anggota kelas langsung memperhatikannya dan berfokus pada sudut bidang pandang mereka dimana ada tanda kecil disana.

"Fokuskan pikiran kalian pada ikon itu."

Aku melakukannya, dan mendengar suara pelan, sama seperti dia duduk didepan komputer, dan ikon tersebut membesar sampai memenuhi bidang pandangnya.

Minazuki Akihito

Class: [Hero], [Archmage], [ ]

Level: 0

Equipment:

• Weapon: Tidak ada

• Armor: Tidak Ada

• Accessories:

– Ring: Tidak ada

– Necklace: Tidak ada

Special Skill: [Encyclopedic Knowledge], [Order Inevitability Creation], [Fusion Breaker], [Language Comprehension]

Magic: Tidak Ada

Ini benar-benar semakin....dunia lain.

"Sepertinya sudah terlihat.... yah, Ini namanya 'Status Magic'. Semua orang didunia ini bisa melihat dan menggunakannya." kata raja.

Dia menambahkan: "Ini bukan hal yang magis atau apapun, [Status] adalah bukti identitas di Dunia ini. Ada mitos yang mengatakan bahwa ini dibuat dari penggabungan tiga kekuatan besar kosmologi Divinie, Eternity, dan Exodus, tapi tidak ada verifikasi lebih lanjut. Pokoknya ini bukan hal yang istimewa."

Jadi begitu, mirip dengan KTP di Dunia sebelumnya. Ini tidak seajaib Status di game atau sesuatu yang ada di novel-novel isekai lainnya.

"Statistik kalian seperti yang sudah terlihat. Rata-rata untuk kebanyakan statistik di level 1 adalah seorang bayi, Tapi kalian semua adalah pahlawan dari Dunia lain, jadi kalian pasti memiliki statistik yang jauh lebih tinggi dari itu! Oh ya, jangan lupa laporkan statistik kalian padaku. Aku harus tahu untuk memutuskan cara terbaik untuk memberikan pelatih pada kalian nanti."

Statistik rata-rata untuk seseorang di level 1 adalah seorang bayi?

Tapi kenapa aku masih level 0 ?!

Apakah kau mengutukku ?!

Pada akhirnya, Amano lah orang pertama yang melangkah maju dan menunjukkan statistiknya pada Raja.

Statistiknya adalah sebagai berikut—

Kuranosuke Amano

Level: 3

Class: [Hero], [Divine Swordsman]

Equipment:

• Weapon: Tidak Ada

• Armor: Tidak Ada

• Accessories: Tidak Ada

Special Skill: [Language Comprehension], [Limit Break], [The World Lover]

Skill: [Elemental affinity], [Elemental Resistance], [Physical Resistance], [Swordsmanship], [Superhuman Strength], [Armor Proficiency], [Foresight], [Increased Mana], -----

Orang ini benar-benar menjadi perwujudan hidup cheat skill yang berjalan di Bumi....

"Wah, kau sungguh Pahlawan. Tiga spesial skill, dan salah satunya adalah Limit Break yang pernah muncul 2.000 tahun yang lalu ketika seorang Pahlawan dunia kami membunuh Naga dari Kosmologi itu. Sungguh masa depan pahlawan yang andal!"

"Yah, kau tahu sebabnya... ahaha..." Amano tersipu dan menggaruk kepalanya saat Raja memujinya.

Lalu semuanya menunjukkan status mereka satu per satu, dan sampai akhirnya dia melihat status milikku, senyuman raja langsung menghilang dan digantikan ke wajah serius yang luar biasa.

"0? Tidak, ini adalah...[Zero]. Jadi itu kau.....Tidak, itu memang kau."

Mendengar ini, aku menyipitkan mata dan berbisik: "Ini aneh Raja, kau seolah tahu ini, apakah kau juga tahu aku? Atau kau memang mengharapkan aku akan datang?"

Sayangnya hanya senyuman ramah yang dia dapatkan, apakah itu benar?

Setelah mendecakkan lidahnya, Minazuki berbalik: "Permainan teka-teki? Sayangnya aku selalu menang dalam game seperti ini, beri aku waktu, akan kubongkar rahasiamu."

"Aku menantikannya."

Setelah kata-katanya jatuh, Raja kemudian menepukkan tangannya, dan segera seorang pelayan wanita dewasa yang cantik berambut hitam segelap malam maju dan membungkuk kepada Minazuki.

Raja: "Ini pelayan yang akan melayanimu sementara, dia adalah pelayan yang menjanjikan, bisa kau anggap sebagai pengasuhmu selama kau mencari 'pengetahuan' yang kau butuhkan di perpustakaan."

"Yuusha-sama, nama saya Celcia Nirvalen, untuk sementara akan menjadi maid pribadi Anda. Silahkan ikuti saya ke perpustakaan."

Melihat sosok Celcia, aku membisikkan ini: "....Nah, ini baru bisa kuanggap kesejahteraan pemula."