Catherine bangkit, ia menghampiri Lyra. Jika dilihat dari cara Catherine menatap Lyra, orang itu mungkin ingin menyentil kepala Lyra. Garis bawahi, menyentil!
Pletak!
Tenyata harapan Lyra meleset jauh.
Yang tersisa saat itu hanyalah, Lyra mengelus kepala pelan. Sakit banget pukulan Cathrine. Lyra menggerutu, ia langsung mengatakan Catherine yang hanya dalam hati. Lyra menyebut Catherine tega.
Catherine tersenyum setelah aniaya Lyra. Tidak ada wajah-wajah orang bersalah. Yang ada Catherine memberikan semangkuk makanan yang sudah ia siapkan.
Lyra masih belum bergerak untuk ambil makanan tersebut.
"Cepat makan, kalau gak, aku ikut-ikutan ngurung kamu. Mau mati pun aku gak peduli."
Lah, Lyra dimarahin. Sebelas dua belas nih sama ibu Lyra. Hua Lyra kangen!
Lyra terpikir soal ibunya. Kecerewetan Catherine meningkatkan Lyra pada keluarga kecilnya.