"Kamu memiliki cita-cita seperti itu, yang berarti kamu tidak akan mudah tergerak oleh kata-kata manis dari anak laki-laki itu, dan kamu tidak akan mengikuti mereka pulang di usia muda dan menjadi menantu perempuan mereka."
"Bagaimana aku bisa mengusir mereka?" Cantika bertanya sambil memandang Abimayu.
"Butuh bantuanku?"
Cantika tersenyum, "Maukah kau mengusirnya?"
"Tentu saja."
"Tapi tidak baik bagimu untuk menggunakan kekerasan."
"Gadis bodoh, kamu tidak harus menggunakan kekerasan untuk mengusir orang."
"..."
"Seperti ini," Abimayu mengangkat tangannya dan memegang bahu Cantika.
"Saudara Abimayu…?" Cantika memandang Abimayu dengan takjub.
Abimayu tersenyum di sudut bibirnya, "Ayo kita usir mereka."
"...???"seperti itu?
Cantika mengerutkan kening, tangan Abimayu di pundaknya, seolah-olah bertumpu pada hatinya, membuat napas Cantika sedikit tersendat.
