"Ini pertama kalinya aku tidur di kamar yang sama dengan seorang wanita. Dalam beberapa tahun, aku akan bisa berbagi ranjang yang sama dengan seorang wanita." Jing berkata dengan rendah, dengan senyum di matanya.
"Aku belum menjadi seorang wanita." Cantika mengoreksinya.
Jing mengangkat bibirnya, "Aku tahu, aku akan mencoba yang terbaik untuk menjadikanmu seorang wanita."
Pipi Cantika memerah saat mendengarnya.
"Cantika."
"Ya?"
"Senang bisa bersamamu seperti ini."
"Abimayu, aku akan bekerja keras untuk memperjuangkan kebahagiaan kita."
Abimayu mengangguk, "Aku percaya padamu, tapi kamu tidak harus bekerja keras, kamu akan bahagia jika kamu jatuh cinta padaku."
"Mengapa menyelamatkan aku?"
"Siapa yang bisa aku selamatkan jika bukan kamu?" Senyuman di mata Abimayu semakin kuat.
"Jika pisau ini menebas kepalamu, konsekuensinya akan menjadi bencana." Memikirkan konsekuensinya, punggung Cantika terasa dingin.