Setelah mendengar apa yang mereka ucapkan, tidak hanya Cantika tetapi juga orang-orang yang ada di rumah itu tidak mengerti apa yang sedang terjadi.
Tatapan Raffi dingin, kedua tangannya yang berada di samping tubuhnya mengepal. Otot wajahnya kencang, dan dia akan memukuli wanita yang sedang berteriak ini.
"Ferro? Cantika, bukankah sepupumu yang ingin menjebakmu karena mencuri pulpenku? Kenapa dia sangat menyebalkan?" Jessy maju, memeluk lengan Cantika.
"Apa yang kamu lakukan selanjutnya?" Gani bertanya.
"Jangan buka pintunya terlalu cepat." Cantika mencibir di sudut mulutnya, "Semakin lama waktunya, Liana akan semakin bangga."
Cantika mengangkat poni di dahinya dan tersenyum manis pada Gani, "Guru Gani, aku ingin meminjam telepon mu sebentar."
Gani mengangguk, "Silahkan."
Cantika memandang Jessy, "Jessy, teriak."