Chapter 109 - Cemas

Abimayu mendengar nada cemasnya, dan matanya menjadi dingin, "Apakah ada yang salah?"

"Toko Biji-bijian dan Minyak Amei di Kota Derman, ayo!" Setelah berbicara, dia langsung menutup panggilan teleponnya.

Hati Abimayu menegang, karena takut Raffi sedang berada dalam bahaya.

Begitu dia meletakkan telepon, dia bergegas keluar rumah. Nenek Widuri yang duduk di koridor melihatnya bergegas keluar rumah, seolah-olah sedang terburu-buru, dan dia bertanya dengan cemas, "Abimayu, mau kemana? Kenapa kamu sangat buru-buru?"

"Aku akan menemui teman seperjuangan lainnya." Abimayu mengucapkan sepatah kata, melangkah keluar dari halaman, dan dengan cepat masuk ke dalam jip hijau tentaranya.

Begitu mesin mobil dinyalakan, ia melaju seperti anak panah dengan busur yang dilepas.

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS