"Kami dihina. Tidak peduli seberapa sempurna aku dan seberapa pintar aku. Di mata mereka, aku memiliki kekurangan sehingga orang lain dapat mengatakan apapun yang mereka suka."
"Mama tahu."
"Aku sudah masak buburnya, ayo kita makan."
Sukma bangun. Baru kemudian dia memikirkan sosok Maya. Dia bertanya pada Cantika,: "Ayo kita pergi ke pusat pemerintahan, di mana Maya? Dia hanya duduk di sekolah dasar."
Maya menatap Cantika dengan tatapan kosong. Itu karena takut Cantika akan meninggalkannya dan mengembalikan ibu dan saudara perempuannya ke pusat pemerintahan.
"Aku meminta Guru Gani atau Guru Herlambang untuk melihat apakah saya dapat membantu Maya dengan prosedur transfer. Maya pergi ke sekolah dasar pusat kabupaten sebagai siswa pindahan." Kata Cantika.
Sukma memandang Cantika dan berkata dengan sedih, "Cantika, aku telah bekerja keras untukmu. Jika kamu tidak ada di sana, Mama dan Maya tidak tahu harus berbuat apa."