Adit melangkahkan kakinya tanpa ragu menuju anak perusahaan keluarga Wijaya sesuai dengan titah Yustina, dia mencoba meyakinkan dirinya bahwa apa yang tengah dia lakukan semuanya adalah bagian dari pekerjaan sekaligus menolong sahabatnya. Seorang wanita menyambutnya, dia adalah kepala bagian yang mengurus cabang perusahaan di mana dia bekerja saat itu.
"Selamat datang, Tuan Adit," sapanya dengan ramah.
"Terima kasih, Nyonya—"
"Ah, anda bisa memanggil saya senyamannya. Perkenalkan, saya Liana, kepala cabang di sini."
"Kalau begitu, anda juga bisa memanggil saya senyamannya, Nyonya Liana."
"Ayo, ikut saya. Ruangannya mungkin tidak besar, tapi sudah saya persiapkan sebaik mungkin."
"Ya, terima kasih. Toh, saya hanya sementara saja di sini, anda tidak perlu repot sebenarnya."
"Tidak masalah, Tuan. Anda adalah anak buah Nyonya besar, bagaimana bisa saya acuh. Ayo, ikut saya."