"I-ini pasti keliru," lirih Robi dengan tatapan nanar melihat secarik kertas di tangan Yustina. "Itu pasti keliru, Oma."
"Tuan, kami sudah melakukan pemeriksaan sebaik-baiknya dan hasilnya sudah dipastikan akurat. Apa anda meremehkan kredibilitas kami?"
"T-tapi, itu ... tidak mungkin, aku adalah Robi Wijaya, tentu saja memiliki darah keluarga ini, keluarga Wijaya," sergahnya. "Oma juga berpikir begitu, kan? Ini pasti keliru—"
"Robi, Stop!" Sentak Yustina, membuat Robi tersentak. "Tenangkan dirimu dan ayo ikut Oma."
"Tapi Oma ... ini pasti ada kesalahan—"
"Ikut saja."
Yustina perlahan bangkit dari tempatnya, lalu beranjak keluar membawa serta hasil pemeriksaan Test DNA dari ketiga cucunya. Robi mengekor di belakang wanita tua itu, berjalan dengan langka gontai karena masih merasa tidak terima dengan hasil pemeriksaan miliknya.
Mereka tiba di sebuah taman rumah sakit, di sana situasinya jauh lebih sepi, tempat yang tepat untuk bicara.