Para tamu mulai kembali ke rumah masing-masing, meski masih ada sebagian yang mencoba bertahan untuk melihat apa yang akan terjadi diantara Yustina dan Robert.
Namun, karena kedua orang itu masih belum menunjukkan tanda-tanda akan bicara, akhirnya mereka menyerah dan pergi.
Robert ditemani atasan sekaligus sekutunya—Louis menatap wanita itu seraya menghela napas berat.
"Apa dia pikir dengan cara menangis bisa membangunkan kembali mayat yang sudah dikebumikan?" bisik Louis pada Robert.
"Mungkin saja, jika dia pikir ini ada dalam dongeng," jawab Robert seraya terkekeh.
Louis bangkit dari tempatnya, merapikan jas miliknya lalu bersiap untuk pergi. "Kalau begitu, aku pergi lebih dulu."
"Baik, Tuan. Doakan saya."
"Selalu. Ya sudah, kekasihku sudah menanti di mobil sana."
Louis berlalu pergi, saat dia sudah benar-benar menjauh, Robert menggerutu kesal. "Sialan!" hardiknya.