Prisila membaca setiap lembar catatan Lita semasa hidup, saat itu pula dia tahu bahwa nama sesungguhnya wanita itu adalah Anna, bukan Lita.
Setiap lembaran kertas dengan coretan pena itu membuatnya merasa sesak, seolah dia bisa merasakan kesedihan dan sakitnya menjadi sahabatnya Anna.
Lita hanyalah kepalsuan dan dalam catatannya wanita itu mengakui bahwa dia adalah Anna, bukan Lita yang hanyalah sebuah nama untuk menutup jati dirinya di masa lalu.
Semua tertuang di dalam sana begitu detail, sampai-sampai Prisila merasa bahwa mungkin wanita itu melakukannya karena sudah bersiap untuk hal semacam itu. Air matanya tidak berhenti mengalir kala membaca kisah bagaimana Alexander menyekapnya selayaknya tahanan hanya untuk terus memperkosanya, membuat dia agar lekas hamil sampai akhirnya nyaris mati karena proses melahirkan yang menyakitkan.