PLAAAKKK!!
Satu tamparan keras mendarat di wajah Martin, meninggalkan jejak memerah dari tangan sang Ibu—Yustina.
Pria itu tersenyum getir, lalu balik menatap wanita itu dengan tatapan menusuk.
"Apa maksudmu melakukan ini, Tin?!"
"Melakukan apa?" tanya Martin dengan dingin.
"Kau pikir mami tidak tahu kalau kau membeli saham Jacob?"
"Lantas kenapa? Aku ingin membelinya dan dia ingin menjualnya."
Yustina mendengus kesal. "Apa kau ingin menyaingi Kakakmu?!"
Mendengar itu, Martin tergelak menertawakan Yustina. Bahkan, bulir air mata menggenang di pelupuk matanya. "Bukankah sampai detik ini saja Alex masih memiliki saham terbesar? Kenapa Mami begitu khawatir?"
Yustina tercekat, dia tentu saja sulit menjelaskannya. Meski memang Alexander masih memiliki jumlah saham terbesar, tapi itu tidak terlalu besar, hanya 5% saja. Itu saja setelah ditambah dengan jumlah saham milik Mayang yang sudah dipindah alihkan.
"Iya, tapi—"