Yustina menatap nanar jasad cucunya. Tubuhnya yang masih begitu kecil terbujur kaku di atas ranjang. Suara isak tangis Alexander dan Mayang menggema, namun semua itu sia-sia karena putranya tidak akan kembali bernapas.
Setelah perjuangan yang berat, berusaha membuat bayi itu bernapas, akhirnya mereka harus menerima bahwa harapan mereka sudah tiada.
"Mas ... anak kita," lirih Mayang dalam pelukan Alexander.
"K-kau ... bagaimana bisa kau melakukan ini pada penerus ku?!" bentak Yustina seraya menarik wanita itu dalam pelukan Alexander.
"Mam, jangan seperti ini, kasihan Mayang," sergah Alexander kembali merengkuh tubuh Mayang dalam pelukannya.
"Kau bela saja wanita tidak berguna ini! Kau pembunuh!"
"Mam! Please ... tolong jangan seperti ini," pinta Alexander dengan air mata yang mengalir dengan derasnya. "Bukan hanya Mami yang sedih. Aku dan Mayang juga ... sedih sekali sampai rasanya separuh jiwa kami tidak ada di sini."