Martin membuka matanya perlahan, rasa lelah di sekujur tubuhnya sangat terasa. Sisa-sisa kenikmatan masih dia rasakan, ditambah dengan bercak darah dari Anna yang tercetak jelas di seprai berwarna biru muda itu.
Dia tersenyum tipis, merasa berhasil merebut semua yang Alexander miliki. Anna, wanita yang tengah dalam pelukannya itu masih tertidur pulas, terdengar suara dengkuran halus di sana namun itu membuat Martin gemas.
Perlahan, dia melepaskan tubuh mungil itu di atas ranjang, memberikannya waktu untuk beristirahat lebih karena sudah bekerja keras mengimbangi permainannya semalaman suntuk. Bayang-bayang kenikmatan yang mereka raih semalamnya membuat Martin tidak bisa berhenti tersenyum, dia sangat bahagia bahkan melebihi saat berhasil merebut keperawanan Marie.