Martin kembali disibukkan dengan segala aktivitasnya, sesekali dia mengunjungi Anna meski tidak bisa terlalu sering. Sedangkan Yustina, dia sibuk mempersiapkan Alexander untuk segera masuk ke dalam perusahaan.
Di sisi lainnya Ridwan dan keluarga tengah sibuk mempersiapkan pernikahan yang sudah di depan mata, tentunya tanpa bantuan dari pihak keluarga Wijaya, kecuali Alexander yang harus disibukkan dengan 2 wacana karena Yustina juga memintanya segera masuk ke dalam perusahaan di waktu yang bersamaan.
Bukan tidak tahu, tapi Martin sengaja ingin menyeret pria itu masuk ke dalam lingkaran yang sama agar memudahkannya membuat rencana.
Ditatapnya buku-buku catatan peninggalan Rose, benda itulah yang menjadi pelipur rindunya pada Ibu yang mati di tangannya sendiri. Rasa bersalah itu akan terus bergelayut di hatinya, terlebih jika semua dendam itu belum tuntas dia balaskan.
