Raditya memaksa wanita itu pergi, dia ingin membawa Mayang untuk mengadukannya pada orang tua mereka. Tidak dihiraukannya rengekan wanita itu, yang pasti Raditya benar-benar merasa tertipu.
"Dit ... please, maafkan aku," pintanya dengan berurai air mata.
"Diam! Dasar jal*ng!"
Pria itu tetap mengemudikan kendaraannya, membelah jalanan yang cukup padat hari itu. Banyak kendaraan mengantre, terutama saat lampu hijau berubah menjadi merah dan seketika kemacetan kembali mengular.
Sudah bisa dipastikan, dalam beberapa jam kemudian Raditya akan membongkar semuanya dan semua akan berakhir—pikir Mayang.
Dia tidak mau kehilangan kepercayaan dan juga kasih sayang sang Ayah, memikirkannya saja sudah membuat wanita itu takut.
"Dit, Please ... setidaknya jangan beritahukan ini pada papa."
"Lantas?" tanyanya sinis.
"A-aku akan aborsi, jadi anak ini tidak akan ada lagi. Kau bebas membatalkan perjodohan kita, tapi please ... jangan beri tahu papa," pintanya.