Hari itu, Alexander memutuskan untuk menemui Martin dan Marie ke kediamannya. Tentu saja niatnya bukan hanya itu, melainkan memperkenalkan Olivia yang hanya tinggal menunggu waktu akan menjadi tunangannya.
Kondisi Marie masih belum stabil, dia mual dan muntah setiap kali makanan masuk ke dalam mulutnya dan itu membuat tubuhnya jadi semakin lemah dan bobotnya menyusut.
Di sisinya Martin setia menemani, meski tetap saja dia terkadang terpaksa untuk pergi jika ada urusan darurat, tapi tidak dengan hati itu.
Selayaknya seorang adik, dia dan Marie menyambut kedatangan Alexander dan calon tunangannya—Olivia. Menyiapkan makanan dan minuman nikmat untuk memanjakan lidah keduanya.
"Astaga ... kalian tidak usah repot-repot seharusnya," ujar Alexander yang takjub melihat sambutan meriah itu.