Mentari mulai membumbung tinggi, darah Rose sudah mengering dan menggumpal di atas rerumputan dan tanah, sedangkan jasadnya tengah dikubur di halaman belakang mansion yang luas.
Yustina menyeruput teh miliknya, lalu menyantap sepotong roti untuk mengganjal rasa lapar di pagi hari. Sedangkan David, dia baru saja selesai mandi dan membersihkan diri.
Sudah tidak ada lagi jejak darah di tubuhnya, begitu harum dan bersih seolah dia orang yang berbeda dengan David yang menghabisi sang Ibu dengan membabi buta pada malam harinya.
"Makanlah dulu, kamu pasti lapar."
"Thanks, Mam."
David meraih sepotong roti dari atas piring, lalu mengoleskan selai di atasnya. "Apa Mami tidur nyenyak?"
Yustina mengangguk pelan. "Tentu saja, Mami tidak pernah tidur senyenyak semalam. Sungguh, semua ini berkat kamu, Nak."
David menyandarkan kepalanya pada bahu Yustina, dia memang senang melakukan itu untuk bermanja ria pada orang yang dia yakini Ibu kandungnya.