"Tenangkan dirimu dulu, A-Shen! Jika kau sedang menghadapi sesuatu yang buruk, kau dapat cerita pada Papa. Pulanglah! Biar adikmu dijaga oleh kakeknya," putus Tuan Zhang, bersikap bijaksana.
Yushen mengakhiri panggilan teleponnya. Ia melempar ponsel ke kasur. Kembali bergelung di tempat tidur, Yushen perlahan memasuki alam mimpinya.
***
"Hmm, ini begitu menegangkan, Lao Yu. Apa perlu aku gambarkan ekspresi ketakutan Takeru saat itu, eum?" ucap Sifeng santai sambil duduk di ranjang sebelah Yushen berdiri.
Yushen tersentak mendengar ucapan adiknya baru saja.
"Zhang Sifeng? Kenapa kau berubah seperti ini? Aku semakin tak mengenalimu, A-Feng. Ini semua hanya mimpi burukku 'kan, A-Feng?" ucap Yushen, tak percaya. Kini ia jatuh terduduk di lantai.