Meski Yushen yang memanggil para detektif itu, tapi entah kenapa ia merasa menyesal saat ini. Kepalanya dipenuhi suara-suara yang terdengar seperti suaranya sendiri.
'Aku akan melindungi A-Feng dengan nyawaku.'
'Aku berharap Zhang Sifeng tak pernah merasakan kebahagiaan seumur hidupnya.'
Suara-suara itu memenuhi benaknya. Entah yang mana suara hati Yushen yang sebenarnya. Yushen benar-benar merasa bingung saat itu. Kedua suara yang antara membela dan menentang Sifeng itu terdengar memang seperti suaranya. Namun, Yushen lupa kapan mengucapkan kedua kalimat itu.
Detektif Shin menepuk bahu Yushen. "Tenanglah! Kami tidak akan menyakitinya," ujarnya.
Yushen mengangguk, mengerti. Namun, hatinya merasa tidak tenang sejak tapi.
"Jangan bilang padanya kalau aku yang memberi tahu kalian tentang keberadaannya, ya?" pinta Yushen kembali, seperti anak kecil yang takut diadukan kepada ibunya karena melakukan suatu kesalahan.
Detektif Shin mengangguk ramah.