"Ingatlah saat kau menghabiskan waktu dengan A-Feng, Nana-chan! Apa waktu-waktu yang kalian lalui itu tidak cukup untukmu sedikit memahami adikku, heum? Tidak mungkin Sifeng melakukan pembunuhan sekeji itu, 'kan?" ujar Yushen lembut, menyembunyikan kepanikannya.
Yushen memperhatikan Nana yang mengacungkan pisau ke arahnya dan ke leher Sifeng, secara bergantian.
Nana terdiam sejenak. Ia menatap sendu ke wajah lelaki yang mirip artis idolanya itu, tapi ia masih meletakkan pisaunya melintang di leher Sifeng. Satu goresan saja, sudah pasti akan membuat nyawa Sifeng melayang.
Yushen menggunakan kesempatan itu untuk mendekat ke belakang Nana, mungkin ingin mengambil senjata Nana. Namun, Nana menyadari itu.
"Berhenti di tempatmu kubilang!" bentak Nana kembali. Ia mengacungkan pisaunya ke arah Yushen. "Mundur kataku!" perintah mutlak Nana.
Yushen menurutinya. Ia mundur beberapa langkah, tapi tetap waspada.