Duagh!!
Zarius meninju tulang pipi Yushen hingga Yushen terhuyung ke samping.
"Jaga ucapanmu, Yushen! Sadarlah! Kau sedang menuduh seseorang yang sudah kau anggap seperti duniamu selama ini, 'kan? Jangan sampai kau menyesal nantinya!" Zarius mencoba memperingat.
"Kheh! Kau yang bahkan tidak peduli dengan saudaramu sendiri, ingin mencoba menasihatiku, huh? Yang benar saja? Itu konyol!" desis Yushen, sambil tersenyum meremehkan ke arah Zarius.
Zarius mengusap wajahnya kasar. Ia benar-benar tak mengenal sosok yang berada di hadapannya itu. Apa benar dia sosok kakak yang selalu melindungi adiknya selama ini?
Zarius sekarang meragukan kasih sayang yang ditunjukkan oleh para manusia itu. Manusia itu makhluk lemah yang selalu berubah-ubah. Bahkan, hati manusia itu lebih mengerikan dari Dewa Kematian sekalipun.