Sifeng lebih waspada dari hari-hari sebelumnya. Entah kenapa, Sifeng seolah diintai oleh malaikat maut di mana pun ia berada. Seperti saat ini, Sifeng berada di pos keamaan kompleks kediaman utama Zhang.
"Apa Anda tidak tahu ada banyak retakan di jalanan sini, heh?"
Sosok lelaki paruh baya yang menjadi ketua keamanan di sini hanya mengernyit, mendengar laporan warga yang mendadak ini. Dialah Pak Li.
"Anda tidak boleh mengabaikan itu semua, Pak. Ini semua demi keamanan warga juga. Kalau tiba-tiba saya melewati jalan retak itu, lalu saya kecelakaan, bagaimana?" Sifeng masih berteriak tidak jelas.
"Memang separah apa retaknya?" tanya Pak Li, sejurus kemudian.
"Mari ikut! Saya akan tunjukkan," ujar Sifeng. Ia menuju retakan jalan yang sempat ia temui di jalan tadi. Ah iya, bahkan kini Sifeng selalu meminta bantuan sopir untuk mengantarnya ke mana pun. Ia benar-benar paranoid tanpa sebab.