Sifeng tak menggubris ucapan Yushen. Sifeng malah tersenyum misterius saat ini. Tidak tahu apa yang dia pikirkan.
"Apa perlu kubantu, eum?"
Dengan segera, Sifeng menggenggam tangan Yushen, yang masih memegang pisau.
Sedetik kemudian, Sifeng mengangkat tangan Yushen ke udara dan menghujamkan pisau tepat di dada Sifeng sendiri.
Yushen sangat terkejut dan seluruh tubuhnya seolah mati rasa. Yushen masih bingung dengan kejadian yang baru saja terjadi.
Namun, Yushen terlambat menyadarinya. Tangannya telah berlumuran darah. Darah dari adik kesayangannya.
Mulut Yushen megap-megap, bingung ingin berbicara apa. Gerakan Sifeng tadi terlalu cepat. Apa maksudnya ini? Sifeng menuntun Yushen untuk membunuhnya? Bukankah ini sama seperti bunuh diri, tapi menggunakan tangan Yushen?
"Terima kasih, Xiao Yushen." Suara Sifeng bergetar karena menahan sakit. Tangannya masih berada di atas tangan Yushen, masih memegang pisau yang sudah menancap di dada Sifeng.