Yushen meniup kepalan tangannya terlebih dahulu. Setelah itu, ia menonjok wajah lelaki botak itu tepat di pangkal hidung. Itu membuat hidung lelaki itu berdarah. Yushen melayangkan tinjunya berkali-kali ke wajah lelaki botak itu.
Di depannya, Lizen tersenyum simpul. Entah kenapa, ia tersenyum bangga melihat pemuda itu menonjoki penjahat tadi, hingga babak belur. Ia jadi ingin menjadikan Yushen sebagai teman. Lizen jadi mengingat saudaranya, ketika melihat Yushen.
Setelah melayangkan puluhan kali tinjunya, Yushen mulai kelelahan.
"Sudah, Kawan! Aku sudah lelah. Beberapa hari kemarin saja aku juga menghadapi yang seperti ini. Sisanya untukmu saja," ucap Yushen sembari bangkit dari posisinya berjongkok.
"Baiklah, kita akhiri ini sekarang, Kawan!" Lizen memelintir leher lelaki botak itu hingga pingsan.
Di saat lelaki botak tadi sudah tidak sadarkan diri, Lizen menggeret tubuh itu menuju salah satu pilar yang berada di basement ini.