"Kenapa kau bertanya seperti itu, Si-chan? Sudah kubilang sebelumnya, 'kan? Itu semua karena kita ini adalah satu, Si-chan. Garis takdir yang sudah mempertemukan kita. Kamu milikku, dan aku juga milikmu, Sayang. Jadi, tenanglah sampai aku selesai mengurus semua dokumen untuk pernikahan kita Minggu depan."
Mendengar kalimat itu, tubuhku semakin gemetaran. Jantungku juga berdegup kencang sejak tadi. Malu mengatakannya. Sebenarnya, air mataku sudah mulai mengembun saat ini. Aku tidak pernah menyangka aku harus melalui hal ini. Bahkan dalam mimpi burukku sekalipun, aku tidak pernah mengalami kejadian yang memuakkan ini.
Aku adalah pemuda yang berusia 22 tahun, seingatku. Dan aku ke Jepang ini hanya untuk mengetahui kabar ibu kandungku. Tapi ... tapi kenapa semua ini harus terjadi padaku? Aku hanya pemuda yang baru ingin membantu bisnis orang tuaku. Tapi, kenapa aku harus melalui ini?
Siapa yang harusnya aku salahkan karena nasib buruk yang menimpaku saat ini?