Wanita itu yang pernah berjanji untuk kembali dan menjemput Sifeng, namun hingga Sifeng beranjak dewasa ibunya tidak pernah mengunjungi. Setidaknya, Sifeng butuh alasan untuk harus mencintai atau malah membenci ibunya. Itu tergantung jawaban dari ibunya nanti.
Wanita yang tersenyum bahagia di atas mobil orang lain itu adalah ibu kandungnya Sifeng, yang selama belasan tahun tak pernah Sifeng lihat lagi. Melihat ibunya, sesaat Sifeng lupa jika wanita itu juga yang telah berbuat kejam pada Sifeng saat Sifeng kecil.
Tanpa pikir dua kali langsung Sifeng membanting stir dan ia meajukan mobilnya. Sifeng tidak ingin kehilangan jejak ibu kandungnya lagi.
Tapi, Tuhan tak mengijinkan Sifeng untuk bertemu ibu kandungnya hari itu. Dari arah berlawanan sebuah truk melaju kencang. Ketika mobil Sifeng melintas, ia tidak sempat mengerem, menghantam mobilnya yang juga melaju cepat.