Yushen mengusap wajahnya secara kasar karena gusar. Bahunya naik turun untuk memahan emosi. Yushen ingin sekali menghajar adiknya itu agar tidak lagi membuat lelucon murahan seperti ini.
Sifeng membusungkan dadanya, bersikap menantang Yushen.
"Hey, Apa maksud ucapanmu, Orang Asing? Kenapa kau kasar pada orang yang tidak kau kenal, hah?!" bentak Sifeng, tidak kalah keras.
"Kau melupakanku begitu saja karena aku baru menjengukmu? Begitu? Cih! Ini sungguh kekanakkan, Bodoh!"
Yushen terlihat menyeringai. Dia berdiri berkacak pinggang di samping ranjang Sifeng. Yushen terlihat benar-benar kecewa melihat sikap adiknya ini.
Yushen merasa bahwa dia hanya terlambat satu minggu untuk menemui Sifeng, sejak adiknya tersadar itu.
"Aku benci sikap kekanakkanmu yang seperti ini, A-Feng!" Yushen kembali membentak.
"Diam kataku! Keluar dari sini! Cepat! Jangan membuatku bingung!" Sifeng berteriak, histeris.