"Hei! Kenapa kau mengabaikanku, dan malah berbicara pada tubuh lemah itu, hah?" bentak Roh Sifeng.
"Astaga! Anda bisa diam atau tidak, Tuan Hantu? Atau jangan-jangan ....?" Nana cepat-cepat menutup mulutnya seolah tak percaya atas apa yang Nana pikirkan saat ini.
"Demi Kami-sama! Apakah Anda cemburu pada tubuh Anda sendiri, heh?" pekik Nana, tidak percaya.
Roh Sifeng terlihat bingung. Lalu, toh Sifeng berucap, "Siapa yang mengatakan bahwa aku cemburu pada diriku sendiri, huh? Aku hanya penasaran, kenapa kau dapat melihatku, eo? Bahkan, Yushen Gege saja tak menyadari keberadaanku."
"Hey, kau lupa dari mana aku berasal, Tuan Hantu? Bukankah sudah aku bilang sebelumnya, jika aku ini adalah cucu wanita suci asal Negeri Bharata, eum?" Nana berucap, sambil memasang senyum angkuh.
"Memang bisa seperti itu, ya? Apa kau dapat membantuku agar aku terlihat oleh kakakku juga?"