"Akazawa-san, maafkan tingkahku tadi malam, ya?" ucap Sifeng, lembut. Sifeng mengelus pipi Nana membuat pipi Nana bersemu merah.
Well, sepertinya Sifeng sudah lulus berguru kepada Yushen selama semalaman kemarin.
Nana mengangguk, pelan. Nana tahu bahwa ucapan Sifeng memang tulus saat ini.
"Boleh aku memelukmu?" ungkap Sifeng, kembali. Sifeng masih menatap kedua mata sayu Nana, secara lekat.
Nana mengangguk kembali. Sepertinya, Nana terserang penyakit 'mengangguk mendadak'. Soalnya, Nana tak berucap dari tadi. Nana hanya mengangguk.
"Percayalah, Akazawa-san! Apa yang aku katakan kemarin adalah kebenaran. Aku menyukaimu, aku ingin selalu bersamamu. Tetaplah berada di sisiku! Hanya kamu yang bisa membuatku menjadi baik-baik saja. Aku sangat mencintaimu, Akazawa-san," ucap Sifeng, sambil mengelus lembut rambut dan punggung gadis itu.