"Memang aku tidak punya kegiatan. Lagipula, aku hanya berjalan-jalan. Tidak ada hubungannya denganmu, Tuan," ucap gadis tadi sembari mengalihkan pandangannya agar tak terlihat seperti penguntit.
"Ini adalah rumah kakekku, bukannya jalan umum! Kenapa kau berjalan-jalan di halaman rumah kakekku, huh?!" gerutu Sifeng. Namun, tidak sampai didengar oleh Nana.
Zhang Sifeng kini memilih duduk di salah satu bangku taman, yang masih berada di sekitar halaman belakang. Sifeng mencoba mengabaikan eksistensi gadis asing yang tidak dia kenal itu.
Ternyata, gadis tadi juga ikut duduk seperti Sifeng. Nana duduk di kursi taman yang lain, tidak jauh dari Sifeng berada. Nana menenggak kopi yang sebelumnya ia tawarkan pada Sifeng.
Astaga, dari semalam Sifeng sudah dipusingkan dengan kelakuan gadis itu dengan saudarinya. Mereka berkeliaran bebas di rumah yang terdapat puluhan penjaga? Kenapa kakek harus mempunyai tetangga aneh seperti mereka, coba? batin Sifeng, setengah kesal.
