"Aku merindukanmu, Yushen. Aku yakin kau akan kembali."
Duyung Sharon semakin mengeratkan pelukannya. Yushen diam termangu, entah senang atau malah syok.
"Hahaha, habis kau, Lao Yu! Sudah kubilang, jangan bermain-main dengan mereka. Dasar badboy!!" Sifeng berbisik dari belakang Yushen sambil tertawa.
Sifeng sangat tahu, bahwa dulu Yushen hanya berpura-pura menyukai Duyung Sharon. Ah, bukannya pura-pura. Yushen memang selalu baik pada semua wanita. Mungkin para wanita itu telah salah mengartikan perhatian dari Yushen.
Perlahan, Yushen melepaskan pelukan Duyung Sharon.
"Santai saja, Putri! Aku tidak akan pergi ke mana-mana. Aku juga merindukan kalian semua." Yushen menjawab secara umum, jadi Duyung Sharon tidak akan salah paham lagi.
Ratu Eliz menghampiri Sifeng, mengusap pipi Sifeng secara lembut. Kasih sayang seperti ini yang membuat Sifeng selalu terhanyut. Karena Ratu Eliz juga, yang membuat Sifeng mempertaruhkan nyawa demi melindungi Vin waktu di Gua Ilusi.