"Zhang Yushen! Apa sekali saja kau tidak bisa membuat hatiku senang, hah?!" teriak Sifeng. Sifeng kini bahkan mengacak-acak rambut lurus Yushen.
"Hei, hentikan, Xiao Feng! Kau merusak tatanan rambutku, Bodoh!"
Yushen mendorong Sifeng dengan keras hingga Sifeng jatuh ke lantai.
Yushen duduk di sofa yang terdapat lukisan bentuk rubah juga di sana.
"Jadi apa tidak ini melukisnya? Kau mengganggu terus, Sifeng Bodoh!" bentak Yushen lagi.
"Terserah padamu, Lao Yu!" jawab Sifeng, begitu enggan. Sifeng kini bahkan duduk menjauh dari kakaknya. Sifeng takut akan ditindas lagi oleh Yushen.
Yushen mulai melukis 9 ekor pada sisi belakang rubah itu menggunakan tinta.
Setelah Yushen berhasil menggambar 9 ekor rubah itu, tiba-tiba terdengar petir menyambar. Diikuti suara guruh yang menggelegar. Angin kencang tiba-tiba menembus ke ruangan itu, membuat beberapa benda berjatuhan dari tempatnya.