"Kenapa tanganku tiba-tiba terasa perih?" lirih Yushen.
Yushen melihat ke sekeliling. Namun, matanya membeliak seketika saat melihat tubuh yang tergeletak tak jauh darinya berada.
Siapa itu? pikirnya.
Yushen beranjak dan mendekati sosok yang tergeletak itu. Yang benar saja? Itu adalah Sifeng. Wajah Sifeng sudah babak belur. Hidung dan bibirnya mengeluarkan darah.
Yushen memandang buku-buku jarinya yang masih terasa perih.
'Apa yang terjadi baru saja? Mungkinkah tangan ini yang telah membuat A-Feng terluka?' batin Yushen, bingung.
Ia sama sekali tak memahami situasi ini. Baiklah, ia akan menanyakan langsung pada Sifeng nanti.
Yushen meraih tubuh Sifeng dan memindahkannya ke ranjang. Ia merasa aneh, tubuh adiknya itu terasa begitu ringan dari sebelumnya. Bahkan, Yushen sudah lupa terakhir kali ia membopong adiknya. Ah, iya, itu saat setelah Sifeng tertembak oleh ibunya di Jepang, setelah melawan komplotan yakuza.